Konsumsi Oksigen

Nama : Yuni Solihah
NIM : 208 203 995
Kelompok : V (Lima)
Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2010

Konsumsi Oksigen (O2)

A. Tujuan
• Mengetahui laju konsumsi oksigen dari beberapa hewan serangga kecil.
• Membandingkan laju konsumsi oksigen pada serangga sejenis yang hidup dihabitat alami dengan habitat terpolusi.

B. Hasil Pengamatan
No Nama & Gambar Hewan Berat
(gr) Perhitungan skala per 5 menit Volume konsumsi O2 rata-rata per 5 menit Laju konsumsi O2 (ml/gram/jam)
1 Jangkrik A 0,54 gr T0 = 0
T1 = 0,55
T2 = 0,45
T3 = 0,1


 



2 Jangkrik B 0,56 gr T0 = 0
T1 = 0,33
T2 = 0,41
T3 = 0,22


 



3 Jangkrik C 0,86 gr T0 = 0
T1 = 0,44
T2 = 0,24
T3 = 0,13


 




C. Pembahasan
Sistem pernafasan seragga sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokhondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kl. 20% oksigen, sedang di air 10%. Oleh karenanya kecepatan diffusinya juga berbeda, di air 3 x 106 lebih kecil daripada kecepatan diffusi O2 di udara. Sistem pernafasan pada serangga yaitu seperti pada gambar beikut:
 
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
(http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0074%20Bio%202-8a.htm)
Dalam percobaan kali ini, khususnya pada percobaan konsumsi O2 yang menggunakan respirometer, digunakan KOH. Fungsi dari KOH ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 + H2O (Chang, 1996)
(http://irwanalyani.wordpress.com/2010/05/01/laporan-praktikum-respirasi-jangkrik/)
prinsip kerja dari alat ini bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala. (http://id.wikipedia.org/wiki/Respirometer)
Prinsip kerja dari respirometer sederhana adalah bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.
 (http://id.wikipedia.org/wiki/Respirometer)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tiga ekor jangkrik yang memiliki berat badan yang berbeda satu sama lainnya, ternyata kapasitas (volume) konsumsi )O2-nya pun berbeda-beda sehingga mempengaruhi banyak tidaknya laju konsumsi oksigen. Pada jangkrik A memiliki berat badan 0,54 gr, volume konsumsi O2 = 0,36 ml, dan laju konsumsi O2 = 2,64; Jangkrik B memiliki berat badan 0,56 gr, volume konsumsi O2 = 0,32 ml, dan laju konsumsi O2 =2,28; sedangkan Jangkrik C memiliki berat badan 0,86 gr, volume konsumsi O2 = 0,27 ml, dan laju konsumsi O2 = 1,24. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin berat bobot jangkrik tersebut maka laju konsumsi oksigennya semakin rendah, sedangkan semakin rendah berat bobot jangkrik maka laju konsumsi oksigennya semakin tinggi/banyak.

Grafik 1. Perbandingan Berat badan terhadap Laju Konsumsi O2


Garafik diatas menunjukan bahwa semakin berat badan hewan maka semakin rendah pula tingkat oksigennya, semakin rendah berat bada hewan maka semakin tinggi respirasinya.
Hal diatas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi laju kerja oksigen / respirasi pada hewan, adalah: (a) tempratur; (b) spesies hewan; (c) ukuran badan; dan (d) aktifitas. Perbedaan jenis ini tentu saja mengakibatkan perbedaan laju konsumsi oksigen, karena perbedaan jenis tentu saja menunjukan perbedaan karakter morfologis seperti ukuran tubuh, serta aktifitas yang dilakukan oleh masig-masing hewan tersebut. Walaupun begitu literatur menunjukan sesuatu mengenai laju konsumsi oksigen yaitu bahwa suhu mempengaruhi besarnya laju konsumsi oksigen hal ini berkaitan dengan hukum Van’t Hoff. (http://na-lubna.blogspot.com/)

D. Daftar Pustaka
• http://irwanalyani.wordpress.com/2010/05/01/laporan-praktikum-respirasi-jangkrik/S
• http://id.wikipedia.org/wiki/Respirometer
• http://na-lubna.blogspot.com/
• http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0074%20Bio%202-8a.htm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Lemak / Lipida

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
 Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid dangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia adalah fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang mempunyai sifat fisiki seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah:
1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam 1 atau lebih dari satu pelarut organic misalnya etanol, eter, aseton, klorofrom, benzene yang sering juga disebut “pelarut lemak”.
2. Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.
3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
 Kesepakatan ini telah disetujui oleh kongres internasional kimia murni dan terapan (internasional congres of pure and applied chemistry). Jadi berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari senyawa atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alcohol panas, eter atau peralut lemat yang lain. Macam-macam senyawa serta kuantitasnya yang diperlukan oleh melalui ekstraksinya itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang digunakan. Jaringan bawah kulit disekitar perut, jaringan lemak disekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7.5 sampai 30%.
 Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umum dikenal dalam makanan, malam, pospolipida, sterol dan ikatan lain sejenis yang terdapat didalam makanan dan tubuh manusia.
 Dalam makalah ini penulis akan membahas lebih jauh mengenai lemak/lipid secara menyeluruh.

1.2. Rumusan Masalah
 Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan lemak/lipida dan bagaimana susunannya?
b. Bagaimana klasifikasi senyawa yang termasuk kedalam lemak/lipida?
c. Bagaimana fungsi dari lemak/lipida?
d. Darimanakah sumber lemak/lipida berasal?
e. Bagaimana proses metabolisme lemak/lipida?
f. Apakah akibat yang ditimbulkan apabila kekurangan lemak/lipida?

1.3. Tujuan
 Adapun yang menjadi tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian dan susunan dari lemak/lipida;
b. Untuk mengetahui klasifikasi senyawa lemak/lipida;
c. Untuk mengetahui fungsi dari lemak/lipida;
d. Untuk mengetahui sumber lemak/lipida;
e. Untuk mengetahui.proses metabolisme lemak/lipida; dan
f. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan apabila kekurangan lemak/lipida.









BAB II
LEMAK / LIPIDA

2.1. Pengertian Lemak
Menurut Ahmad Djaenai (1991;89) lemak adalah ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (C), Hydrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat peralut tertentu dalam perlarut lemak (zat peralut lemak). Lemak yang memiliki titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak gaji sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.

Lemak adalah ester asam lemak dan gliserin. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak. Adapun pelarut lemak tersebut adalah eter, kloroform, benzena, karbon tetraklorida (CCl4), xylena, alkohol panas, dan aseton panas. Lipida dalah zat yang menyerupai lemak, sangat penting karena merupakan simpanan tenaga yang amat besar dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. Bagi hewan dan manusia lipida selain sebagian.

2.2. Klasifikasi lemak/lipida
A. Lemak Sederhana
Lemak ini merupakan zat yang terdiri dari ester asam lemak dengan alkohol. Ada 3 jenis lemak sederhana, yaitu:
1. Lemak yang teksturnya padat dalam suhu kamar.
2. Minyak yang teksturnya cair dalam suhu kamar.
3. Lilin atau malam yang merupakan ester asam lemak dengan alkohol yang BM-nya tinggi (rantai C-nya panjang).
B. Lemak Kompleks (Compound Lipids).
Lemak ini merupakan ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada alkoholnya.
1. Fosfolipida: ester asam lemak dan gliserol yang mengandung asam fosfat, basa nitrogen atau zat lainnya.
2. Serebrosida (glikolipida): zat yang terdiri dari asam lemak dengan karbohidrat dan mengandung asam fosfat.
3. Lemak kompleks lainnya: kelompok ini termasuk sulfolipida, amino lipida, dan lipoprotein.

c. Derivat Lipida
Derivat lipida adalah zat yang berasal dari hasil hidrolisis zat-zat tersebut di atas yang antara lain:
1. Asam lemak jenuh dan tak jenuh.
2. Alkohol dan gliserol.
3. Sterol.
4. Lemak aldehid.
5. Badan-badan keton (ketone bodies).

● Asam Lemak
Asam lemak ini merupakan hasil hidrolisis dari lemak. Di alam asam lemak yang terbanyak adalah yang mengandung atom C genap dan ikatannya membentuk rantai lurus.
Pembagian asam lemak
1. Asam lemak jenuh (satuated fatty acids)
Contoh: asam butirat, asam laurat, asam palmitat, dan sebagainya.
2. Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal (monounsaturated fatty acids)
Contoh: asam palmitoleat dan asam oleat.
3. Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap ganda/lebih dari satu (polyunsaturated fatty acids)
Contoh: asam linoleat, asam linolenat, dan asam arachidonat.
4. Asam lemak yang mengandung gugus hidroksil.
Contoh: asam risinoleat.
5. Asam lemak siklik
Contoh: asam kaulmograf.
● Alkohol
Alkohol merupakan hasil hidrolisis lipida selain asam lemak, misalnya gliserol dan asetil alkohol. Asetil alkohol merupakan hasil hidrolisis lilin/malam. Adanya gliserol dapat dites dengan uji akrolein.
● Steroid
Biasanya terdapat bersama lemak dan dapat dipisahkan dengan cara penyabunan, sebab steroid tidak dapat bereaksi dengan penyabunan. Steroid mempunyai inti derivat siklo pentane perhidro fenantren. Beberapa sterol yang terpenting diantaranya adalah kolesterol. Zat ini banyak terdapat pada sel tubuh terutama jaringan syaraf dan tidak terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
● Ergosterol
Banyak terdapat pada ragi dan tumbuhan ergot. Zat ini merupakan prekursor vitamin D.
● Koprosterol
Terdapat di faeses sebagai hasil reduksi dari kolesterol.
● Sterol lainnya
Yang termasuk sterol lainnya ini adalah asam empedu, hormon korteks adrenal, hormon kelamin, vitamin D, dan sebagainya.
● Badan-Badan Keton (Ketone Bodies)
Zat ini merupakan hasil dari metabolisme asam lemak dalam tubuh. Beberapa keton bodies yang terdapat pada tubuh antara lain aseton, asam aseto asetat, dan beta hidroksi
asam butirat.
● Trigliserida
Trigliserida merupakan ester dari asam lemak dan gliserol. Zat ini banyak diperoleh dari alam. Asam lemak yang sering kdapatan, diantaranya aitu asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat.
● Lilin dan Malam
Lilin merupakan ester dari asam lemak dengan alkohol yang mempunyai BM tinggi selain gliserol. Zat ini banyak diproduksi oleh lebah dan beberapa tanaman misalnya daun talas muda.
● Fosfolipid
Nama lain golongan senyawa ini adalah fosfogliserida atau gliserol fosfatidat. Senyawa ini terdiri dari gliserol-3-fosfat dan sebagai kerangka dasarnya asam lemak dan alkohol. Sebagai alkoholnya antara lain yaitu kolin, serin, etanolamin, inositol, dan gliserol. Senyawa induk fosfolipida disebut asam fosfatidat. Khusus untuk sphingomyelin terdapat pada jaringan saraf otak dan plasmalogen sebanyak 10% dari fosfolipida yang terdapat pada otak dan otot.
● Lesitin
Zat lesitin mengandung gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kholin. Adapun fungsinya untuk struktur sel metabolit.
● Chepalin
Zat ini susunannya hampir sama dengan lesitin, anya perbedaannya kholin diganti dengan etanolamin.
● Serebrosida (glikolipid)
Serebrosida mengandung galaktosa, asam lemak yang beratom C banyak dan spingosin (pada hidrolisis didapatkan asam lemak, asam fosfat, kholin, dan kompleks amino alkohol). Zat ini banyak terdapat pada jaringan selain otak.
● Sulfatid
Sulfatid adalah derivat sulfat dari galatosil residu dari serebrosida.
● Gangliosid
Gangliosida adalah glikolipida yang banyak terdapat pada otak. Zat ini mengandung asam N-asetil neuraminat, asam lemak, spingosin, dan tiga molekul heksosa (glukosa dan galaktosa).

2.3. Fungsi lemak/lipida
Adapun fungsi lemak/lipida adalah sebagai berikut:
a) Sumber Energi
Lemak dan minyak merupakan sumber energy paling padat, yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu 2.5 kali besar energy yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.
Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energy tubuh paling besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energy: karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut: 50% dijaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5 % dijaringan intramuskuler.
b) Sumber Asam Lemak Essesial
 Lemak merupakan sumber asam lemak essensial, asam linoleat dan linolenat.
c) Alat Angkut Vitamin Lemak
Lemak mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak susu dan minyak ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan D dalam jumlah berarti. Hampir semua minyak nabati merupakan sumber vitamin E. minyak kelapa sawit mengandung bayak karotenoid (provit. A). lemak membantu transportasi dan absorpsi vitamin lemak yaitu A, D, E, K.
d) Penghemat Protein
Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga protein tidak digunkan sebagai sumber energy.
e) Member Rasa Kenyang Dan Kelezatan
Lemak memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Disamping itu lemak member tekstur yang disukai dan member kelezatan khusus dalam makanan.
f) Sebagai Pelumas
 Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
g) Memelihara Suhu Tubuh
Lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
h) Pelindung Organ Tubuh
 Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ-organ tersebut tetap ditempatnya dan melindunginya terdapat benturan dan bahaya lain.

2.4. Sumber lemak/lipida
Menurut sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang, termasuk ikan, telur dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah dan suhu kamar berbentuk cair, disebut lemak. Lemak mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kamar terbentuk padat.
Dengan demikian sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarine, dan lemak hewan (lemak daging dan ayam) sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali adpokat) sangat sedikit mengandung lemak. Kadar lemak beberapa bahan makanan dapat dilihat pada:




Tabel 1. Nilai lemak berbagai bahan makanan (gram/100 gram)
Bahan makanan Nilai lemak Bahan makanan Nilai lemak
Minyak kacang tanah 100,0 Mentega 18,6
Minyak kelapa sawit 100,0` Margarine 81,0
Minyak kelapa 98,0 Coklat manis, batang 52,9
Ayam 25,0 Tepung susu 30,0
Daging sapi 14,0 Keju 20,3
Telur bebek 14,3 Susu kental manis 10,0
Telur ayam 11,5 Susu sapi segar 3,5
Sarden dalam kaleng 27,0 Tepung susu skim 1,0
Tawes 13,0 Biscuit 14,4
Ikan segar 4,5 Mie kering 11,8
Udang segar 0,2 Jagung kuning, pipil 3,9
Kacang tanah terkelupas 42,8 Roti putih 1,2
Kelapa tua, danging 34,7 Beras setengah giling 1,1
Kacang kedelai, kering 18,1 Ketela pohon (singkong) 0,3
Tahu 4,6 Adpokat 6,5
Tempe kacang kedelai murni 4,0 Durian 3,0
Lemak sapi 90,0
Sumber: daftar komposisi bahan makanan, DEPKES 1979.

2.5. Proses metabolisme lemak/lipida
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan individu.
Proses metabolisme lemak terdiri atas beberapa tahap, diantaranya adalah tahap pencernaan lemak, penyerapan dan transport, asam lemak, dan ekskresi.
a. Pencernaan Lemak
Lemak didalam bahan makanan tidak mengalami pencernaan didalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat mencegahnya. Didalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengruhnya terhadap pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali; pH didalam gaster tidak cocok untuk aktivitas lipase tersebut.
Sekresi cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung garam-garam empedu yang megemulsikan lemak dan asam lemak hasil pencernaan, menjadi butir-butir harus yang dapat menembus ephitel usus, masuk kedalam lymphe jaringan.
Tabel 2. Ringkasan proses pencernaan Lipida
No Saluran Pencernaan Proses Pencernaan
1 Mulut Mengunyah, mencampur dengan air ludah dan ditelan. Kelenjar ludah mengeluarkan enzim lipase lingual.
2 Esofagus Tidk ada pencernaan.
3 Lambung Lipase lingual dalam jumlah terbatas memulai hidrolisis trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak. Lemak susu lebih banyak hidrolisis. Lipase lambung meghidrolisis lemak dalam jumlah terbatas.
4 Usus halus Asam empedu mengemulsi lemak. Lipase berasal dari pancreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak. Pospolipase berasal dari pancreas menghidrolisis pospolipida menjadi asam lemak dan lisopospogliserida. Kolesterol esterase berasal dari pancreas menghidrolisis ester kolesterol.
5 Usus besar Sedikit lemak dan kolesterol yang terkurung dalam serat makanan dikeluarkan melalui peses.
b. Penyerapan dan transport
Absorpsi lipida terutama terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida diabsorpsi ke dalam membrane mukos usus halus dengan cara difusi fasif. Perbedaan konsentrasi diperoleh dengan cara: (1). Kehadiran protein mengikat asam lemak yang segera mengikat asam lemak yang memasuki sel. (2) esterifikasi kembali asam lemak menjadi monogliserida yaitu produk utama pencernaan yang melintasi mukosa usus halus. Sebelum diabsorpsi, kolesterol mengalami esterifikasi kembali yang dikatalis oleh asatill-Ko-A dan kolesterol asetil-transferase. Pembentukan enzim-enzim ini dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol makanan. Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang (C12 atau lebih) didalam membrane mukosa usus diubah kembali menjadi trigliserida.
c. Asam lemak
Asam lemak alami selalu mengandung jumlah atom karbon genap, dengan rumus Cn H2nO2 dengan N= 4, 6, 8, dan seterusnya sampai 16. Deretan asam lemak ini termasuk deretan asam lemak jenuh. Anggota deretan ini yang mempunyai jumlah karbon terkecil (n= 4) ialah asam butyrate, yang terdapat di dalam mentega susu dengan kadar 6%. Anggota deretan asam lemak jenuh yang mempunyai jumlah karbon terbanyak ialah asam stearat (n= 16), yang merupakan asam lemak yang terdapat dalam konsistensi padat.
Asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak jenuh), disebut Polyunsaturated fattyacid (PUFA). Asam lemak PUFA tidak dapat sintesa di dalam tubuh, padahal ia sangat diperlukan untuk kesehatan, terutama kesehatan kulit dan bulu pada binatang percobaan.
d. Ekskresi
Lemak dieksresikan sebagai bahan sisa (waste product) CO2 dan H2O. lemak didalam makanan tidak dicerna dan diserap seluruhnya melainkan ada sebagian yang terbuang di dalam tinja. Apabila tinja mengandung kadar lemak tinggi dari biasanya, disebut steatorrhoea. Dalam kondisi demikian, tinja mempunyai volume besar dan berwarna agak pucat karena garam kalsium dari asam lemak.
Absorpsi lemak mudah tergganggu pada berbagai penyakit gastrointerstinal, diantaranya pada penyakit yang disertai diarrhea, seperti spruetropik. Juaga pada penyakit yang disertai gangguan sekresi empadu, pencernaan dan penyerapan lemak, menderita gangguan dan banyak lemak terbuang di dalam tinja.

2.6. Akibat kekurangan zat lemak/lipida
Dalam fungsinya sebagai salah satu zat gizi penghasil utama energy kekurangan konsumsi lemak akan mengurangi kalori. Tetapi hal ini tidak terlalu penting, karena kalori dapat dipenuhi oleh zat-zat gizi lain, yaitu karbohidrat dan protein. Bahkan di Indonesia sebagaian besar kalori memang diberikan oleh karbohidrat yang lebih murah dan lebih mudah didapat.
Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan akibat Lemak yaitu sebagai berikut:
1. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
• Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
• Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
• Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Kelainan yang Ditimbulkan Obesitas:
a. Menyebabkan Diabetes Dan Peningkatan Kolesterol
Obesitas dapat menyebabkan terjadinya penyakit kencing manis (diabetes melitus). Ini disebabkan timbulnya gangguan fungsi insulin pada pengidapnya. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh. Fungsinya antara lain memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Akibat gangguan fungsi insulin, gula tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga tetap beredar dalam darah. Ini dapat diketahui dari kadar gula darah yang meningkat.
Gangguan fungsi insulin ternyata juga mengakibatkan gangguan metabolisme lemak (dislipidemia). Ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), trigliserida, namun disertai penurunan kolesterol HDL (kolesterol baik).
Peningkatan kadar kolesterol jahat disertai penurunan kadar kolesterol berujung terbentuknya kerak dalam pembuluh darah (arterosklerosis). Arterosklerosis akan memperkecil diameter pembuluh darah, sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan stroke.
b. Hipertensi
Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan timbunan lemak. Kombinasi obesitas dan hipertensi ini tentu saja memperberat kerja jantung. Akibatnya, timbul penebalan pada dinding bilik jantung disertai kekurangan oksigen. Keadaan ini akan mempercepat timbulnya gagal jantung.
c. Batu empedu, Ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental.
d. Gangguan Jantung Dan Pembuluh Darah
Obesitas merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja jantung, karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. Tanda-tandanya, napas sesak dan timbulnya bengkak pada tungkai.
e. Gangguan fungsi paru-paru.
Lagi-lagi timbunan lemak menjadi pemicu masalah. Pada pengidap obesitas, timbunan ini dapat menekan saluran pernapasan. Ini bisa menyebabkan terjadinya, henti napas saat tidur (sleep apnea). Gangguan seperti ini lama-lama dapat menyebabkan gagal jantung juga dan berujung dengan kematian.
f. Gangguan Persendian
Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis). Gejala-gejalanya antara lain, nyeri pada sendi, diikuti dengan pembengkakan. Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan. Yang terparah, penderita tidak sanggup berjalan lagi.
g. Gangguan Sistem Hormonal
Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis, obesitas menyebabkan haid pertama (menarkhe) datang lebih awal. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme), dan gangguan siklus menstruasi.
Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinisasi). Misalnya jerawatan, distribusi bulu2 di wajah dan badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki. Pada wanita, obesitas juga peningkatan risiko timbulnya batu empedu.
h. Meningkatkan Risiko Penyakit Ganas
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar (kolorektal).
i. Gangguan Psikologis
Orang dengan obesitas juga seringkali mengalami gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, keadaan depresi, bahkan bisa terkucil dari pergaulan sosial. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak memberi dukungan, melainkan lebih banyak memperolok-olok kegemukannya.
j. Dislipidemia (peningkatan kadar kolesterol, trigliserid), gangguan haid, kemandulan gangguan sosial dan bahkan angka kematian pada orang yang obesitas lebih besar dari pada orang dengan berat badan normal.

Faktor-Faktor Penyebab Obesitas
Obesitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Yang terutama adalah:
• Faktor genetik
Genetik berarti secara keturunan seseorang mempunyai potensi untuk menjadi obes. Biasanya sejak masih anak-anak sudah bertubuh gemuk. Anak-anak dari orang tua yang gemuk, cenderung menjadi gemuk juga, terutama bila kedua orang tuanya gemuk.
• Faktor lingkungan
Aktivitas kurang bisa menyebabkan badan bertambah gemuk. Pada anak atau remaja yang gemuk, karena tersingkir dalam pergaulan, mereka jadi enggan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, misalnya. Kurangnya aktivitas fisik ini juga bisa disebabkan oleh gaya hidup malas. Misalnya malas berjalan, malas naik tangga, dan sebagainya. Faktor lingkungan lainnya adalah banyaknya makanan yang mengandung gula dan lemak jenuh.
• Penyakit
Ada beberapa penyakit yang menyebabkan seseorang mengidap obesitas. Misalnya saja hipotiroidisme, sindroma Cushing, kelainan hipotalamus, dan beberapa lagi sindroma genetik (penyakit bawaan). Umumnya obesitas timbul karena penyakit-penyakit tersebut menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan penimbunan lemak tubuh.

2. Penyakit Jantung Koroner & Stroke
Penyakit jantung koroner dan stroke termasuk dalam penyakit kardiovaskular. Kardiovaskular sendiri berarti jantung dan pembuluh darah. Sebelumnya, infeksi sebagai penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Jawa Barat. Tetapi dengan antibiotik dan pengembangan kebersihan dan lainnya, penyakit jantung koroner dan stroke yang kemudian menonjol.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner. Penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Hal ini mengurangi atau menghentikan aliran darah ke otot jantung sehingga mengganggu kerja jantung sebagai pemompa darah. E f e k dominan dari jantung koroner adalah kehilangan oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang. Pembentukan plak lemak dalam arteri akan mempengaruhi pembentukan bekuan darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung.
Ada empat faktor utama penyebab penyakit jantung, yaitu :
• merokok terlalu berlebihan selama bertahun-tahun
• kadar lemak darah (kolesterol) yang tinggi
• tekanan darah tinggi
• penyakit kencing manis
Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bila ada daerah otak yang kekurangan suplai darah secara tiba-tiba dan penderitanya mengalami gangguan persarafan sesuai daerah otak yang terkena. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara, gangguan rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan atau tungkai.
Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke mempunyai kesamaan dengan faktor risiko penyakit jantung, yaitu :
• Merokok
• Hipertensi
• Kadar lemak darah tinggi
• Diabetes mellitus
• Gangguan pembuluh darah/jantung
• Tingginya jumlah sel darah merah
• Kegemukan (obesitas)
• Kurang aktifitas fisik/olah raga
• Minuman alcohol
• Penyalahgunaan obat (Narkoba)

3. Kanker
Kanker adalah penyakit yang diakibatkan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh secara tidak normal, sehingga berubah menjadi sel kanker. Selanjutnya, sel kanker ini dapat berkembang/menyebar ke bagian tubuh lain, sehingga bila sudah parah dapat menyebabkan kematian.
Mencegah kanker dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak/berkolesterol tinggi, serta memperbanyak mengkonsumsi makanan berserat dan sayuran berwarna. Selai itu juga jauhilah rokok dan alkohol. Jauhilah zina/berganti-ganti pasangan, agar tidak tertular penyakit seksual. Selain tidak baik bagi kesehatan, tiga hal tersebut juga sesuatu yang harus dijauhi menurut ajaran Islam. Selain itu, upayakan hidup seimbang, teratur dan hindarilah stress. Boleh bekerja keras tapi istirahat juga harus cukup. Kalau perlu periksalah kesehatan Anda secara berkala dan teratur.



BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
 Lemak adalah ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (C), Hydrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat peralut tertentu dalam perlarut lemak (zat peralut lemak).
 Lemak dapat diklasifikasikan menjadi: (1). Lemak Sederhana, merupakan zat yang terdiri dari ester asam lemak dengan alkohol. Ada 3 jenis lemak sederhana, yaitu: a). Lemak yang teksturnya padat dalam suhu kamar. b). Minyak yang teksturnya cair dalam suhu kamar. c). Lilin atau malam yang merupakan ester asam lemak dengan alkohol yang BM-nya tinggi. (2) Lemak Kompleks (Compound Lipids), merupakan ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada alkoholnya (Fosfolipida dan Serebrosida)
Adapun fungsi lemak/lipida adalah sebagai: Sumber Energi, Sumber Asam Lemak Essesial, Alat Angkut Vitamin Lemak, Penghemat Protein , Member Rasa Kenyang Dan Kelezatan, Sebagai Pelumas, Memelihara Suhu Tubuh, dan yang terakhir sebagai Pelindung Organ Tubuh.
Menurut sumbernya lemak dibedakan menjadi: lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang, termasuk ikan, telur dan susu.
Proses metabolisme lemak terdiri atas beberapa tahap, diantaranya adalah tahap pencernaan lemak, penyerapan dan transport, asam lemak, dan ekskresi.
Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan akibat Lemak yaitu Obesitas (kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan), Jantung Koroner dan Struk.






DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku:
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Djaeni, Achmad Sediaoetama. 1991. ILMU GIZI untuk profesi dan mahasiswa. Jakarta: Dian Rakyat.
Poedjiadi, Anna dan F.M. Tititn Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar BIOKIMIA. Jakarta: UI-Press.
Poernomo, Sonja, dkk. 1977. Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

Dari Warnet:
file:///G:/lemak/Penyakit%20kelebihan%20protein.COM.htm.
 file:///G:/lemak/Obesitas/WikipediabahasaIndonesia/ensiklopedia bebas.htm
 file:///G:/lemak/10%20penyakit%20paling%20berbahaya.htm
 file:///G:/lemak/JenisPenyakitYangMengintaiSiGemuk/UmumKesehatan/Tabloidnova.com/SitusWanitaPalingLengkap.htm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

laporan Praktikum Biokimia (Part 1)

Praktikum 1 & 2
TES IODIUM DAN BENEDICT

Tanggal Praktikum : 04 Oktober 2010
Tujuan : - mengetahui kandungan zat tepung
- mengetahui kandungan gula

Prinsip Uji Benedict :
Benedict adalah bentuk lain dari test fehling dan menghasilkan larutan tunggal yang lebih baik untuk pengujian, karena benedict lebih stabil dari pada fehling. Hasil yang didapatkan berupa endapan hijau, kuning, merah, tergantung kuatnya larutan gula.
Prinsip Uji Iodium :
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium.
A. Landasan Teori
Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen. Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).
Karbohidrat dibagi dalam 4 golongan yaitu : monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, misalnya triosa dengan 3 atom C; tetrosa dengan 4 atom C; pentosa dengan 5 atom C; heksosa dengan 6 atom C dan heptosa sengan 7 atom C. Selain itu dibedakan atas gugus aldehid atau gugus keton yang dikandungnya menjadi aldosa dan ketosa.
• Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, manosa, fruktosa, dan lain sebagainya.
• Disakarida adalah senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida.
• Oligosakarida adalah karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi 2 sampai 10 molekul monosakarida.
• Polisakarida merupakan polimer yang tetrdiri atas unit-unit monosakarida dan bila dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa.
• Pati / Amilum yang terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tida memberi warna dengan iodium
• Glikogen, terdapat pada hewan, molekulnya lebih kecil daripada amilum.
Karbohidrat akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksida. Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan Benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka reaksi terlihat sebelum dipanaskan.
Dalam percobaan ini yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar) dan bukan perubahan warna. Kemungkinan akan terlihat kekeruhan dengan hijau, kuning atau merah tergantung dari halus kasarnya endapan Cu2O.
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilose dengan iodine akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna coklat.
1. Susunan Kimia
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2 : 1 seperti pada molekul air. Seperti contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1 sedangkan pada sukrosa 22:11atau 2:1. Dengan demikian, orang berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat karena hal ini maka dipakai kata karbohidrat, yang berasal dari “karbon” yang berarti mengandung unsur karbon dan “hidrat” yang berarti air.
2. Penggolongan Karbohidrat
a) MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan secara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihodroksiaseton.
• Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan, dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita memakan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu.
• Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa.
• Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa yang kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air.
b) OLIGOSAKARIDA
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berkaitan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida.
• Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga bisa terdapat dalam tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antar molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen.
• Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa karena itu laktosa adalah sustu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa.
• Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.
c) POLISAKARIDA
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
• Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak dialam, yaitu pada sebagian tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati, terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Butir – butir pati apabila diamati dengan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati itu diperoleh. Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
• Glikogen
Seperti amilum, glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Glikogen terdapat pada hati dan otot, hati berfungsi sebagai tempat pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah normal bertambah, sebagian diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah normal kembali. Sebaliknya apabila kadar glukosa darah menurun, glikogen dalam hati diuraikan menjadi glukosa kembali, sehingga kadar glukosa darah normal kembali.
• Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis persial, amilum terpecah menjadi molekul molekul yang lebih kecil yang dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara pada proses hidrolisis amilum serta warna yang terjadi pada reaksi dengan iodium.

SIFAT KIMIA
a. Reaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. larutan fehling A adalah larutan Cu SO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B ialah larutan garam KNatartrat dan NaOH dalam air.kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat.dalam pereaksi ini ion Cu++ direduksi menjadi ion-ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
2 Cu+ +2 OH- Cu2O + H2O
  Endapan
Dengan larutan glukosa 1% pereksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
b. Pereaksi Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natriumsitrat. Glukosa dalam mereduksi ion Cu++ dari kuprinatrium menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk berwarna kuning, hijau, atau merah bata.
Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine daripada pereaksi fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Disamping itu pereaksi benedict lebih peka daripada pereaksi fehling. Penggunaan pereaksi benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi fehlingterdiri atas dua macam larutan.

B. Alat dan Bahan
Uji Iodium
Alat Bahan
• Plat 6 lubang
• Pipet tetes
• Lumpang & alu • Kentang masak dan mentah
• Sngkong masak dan mentah
• Beras dan Nasi
• Umbi masak dan mentah
• Roti Tawar
• Pisang



Uji Benedict
Alat Bahan
• Blender
• Pipet tetes
• Tabung reaksi
• Penjepit tabung reaksi
• Pembakar spirtus • Sari buah tomat
• Susu kental manis
• Air jeruk
• Sari buah nanas
• Sari buah jeruk
• Sari buah timun
• Larutan gula
• Larutan Benedict

C. Cara Kerja
Uji Iodium
Siapkan kentang, singkong, beras, roti tawar, pisang, dan umbi

Haluskan bahan makanan tersebut, letakkan pada palet 6 lubang

Teteskan larutan lugol pada masing-masing bahan makanan

Amati perubahan warna yang terjadi

Catat dari hasil percobaan yang dilakukan

Buat kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan

Uji benedict
Siapkan bahan makanan yang akan di uji

Masukan 5-10 tetes bahan makanan tersebut ke dalam tabung reaksi, beri tanda untuk masing-masing bahan

Teteskan 5 tetes larutan benedict ke dalam setiap tabung reaksi, kocok pelan-pelan.

Panaskan tabung reaksi tersebut diatas pembakar spirtus, gunakan penjepit agar tidak panas

Amati perubahan warna yang terjadi pada tiap tabung

Masukan data yang telah diperoleh ke dalam tabel

Bandingan perubahan warna

Buat kesimpulan

D. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tes Iodiun
No Bahan Makanan Jumlah Tetesan Warna yang dihasilkan
  Mentah Matang
1 Beras 5 Tetes Ungu Ungu
2 Singkong 5 Tetes Ungu Biru
3 Kentang 5 Tetes Ungu Biru
4 Ubi 5 Tetes Merah bata kecoklatan Merah kecoklatan
5 Pisang 5 Tetes Tidak berubah warna Tidak berubah warna
6 Roti Tawar 5 Tetes Coklat -


 
(a) Bahan makanan mentah (b) Bahan makanan matang
Gambar 1. Bahan makanan yang ditetesi Iodium

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tes Benedict
No. Bahan Makanan Jumlah Tetesan Warna yang dihasilkan
  Bahan Makanan Tetesan Benedict Sebelum Sesudah
1 Sari buah tomat 10 Tetes 5 tetes - Orange kemerahan
2 Sari Buah nanas 10 Tetes 5 tetes hijau kuning
3 Sari buah mentimun 10 Tetes 5 tetes hijau kuning
4 Air perasan jeruk 10 Tetes 5 tetes hijau Orange kemerahan
5 Susu kental manis 10 Tetes 5 tetes Biru muda kuning
6 Larutan gula 10 Tetes 5 tetes Biru Hijau toska

 
(a) (b) (a) (b)
  Larutan gula Larutan Jeruk

 
  (a) (b) (a) (b)
  Larutan Nanas Larutan Susu

 
  (a) (b) (b)
  Larutan Timun Larutan Tomat
Gambar 2. Bahan makanan yang ditetesi Benedict

Keterangan : (a) sebelum dipanaskan; (b) sesudah di panaskan

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaab Tes Iodium, dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan warna pada tes iod, disebabkan karena adanya hasil ikatan kompleks anatara amilum dengan Iodium. Jadi semua bahan makanan yang mengandung karbohidrat/amilum akan berubah warna jika direaksikan dengan Iodium baik itu berwarna biru, maupun warna yang lain seperti merah bata.
Sedangkan pada hasil pengamatan dari percobaan Tes Benedict dapat disimpulkan bahwa semua larutan glukosa yang dipanaskan setelah diteteskan pada reagen benedict akan member warna kehijauan, denagan demikian glukosa mengandung gula pereduksi. Larutan tembaga alkalis pada reagen Benedict bila direaksikan dengan karbohidrat akan terjadi reduksi membentuk oksida (CU2O) yang ditandai dengan warna kehijauan.

F. Daftar Pustaka
• Almatsier, Sunita. 2004.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
• Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Pessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binakarya
• Pratama, Crys Fajar, dkk. 2003. Kimia Dasar 2. Malang: UM-Press
• Supriyanti, Titin, dkk. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
• Wahjudi, dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang: UM-Press.
• http://labdasar.trunojoyo.ac.id/buku%20biokimia.pdf:27-09-2009















Praktikum Ke-3
TES BIURET

Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2010
Tujuan Praktikum : Mengetahui kandungan protein pada bahan makanan

A. Prinsip
Kupri sufat (CuSO4) dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua ikatan peptida atau lebih memberikan senyawa kompleks berwarna ungu. Keadaan warna ungu menunjukan jumlah ikatan peptide dalam protein. Reaksi menunjukan hasil positif terhadap dua senyawa yang mengandung dua gugus karbonil yang dihubungkan melalui satu atom N dan C.

B. Landasan Teori
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupaka pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuha tubuh (Anna Poedjadi, dkk., 2005:81).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein itu sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitroge dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein dirumuskan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1938.
Dr. Rose membedakan asam amino kedalam tiga golongan, yaitu:
1) Asam Amino Esensial
Asam amino esensial merupakan asam amino yang harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh tidak dapat mensintesisnya. Macam-macam asam amino esensial terdiri dari isoleusin, leusin, lisin, metonin, fenilalanin, treonin, valin, dan triptofan.
2) Asam Amino Semiesensial
Asam amino semiesensial merupakan asam amino yang dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial. Macam-macam asam amino semiesensial terdiri dari arginin*, histidin*, sistin, glisin, serin, dan tirosin.
Keterangan: * = esensial pada anak-anak. Macam-macam asam amino nonesensial terdiri dari alanin, asparagin, asam asparat, asam glutamate, glutamine, dan prolin.

3) Asam Amino Nonesensial
Asam amino nonnesensial merupakan asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh manusia dengan bahan baku asam amino lainnya.
Struktur protein ada 4 tingkatan yaitu :
a. Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam molekul protein (rentetan asam amino dalam suatu molekul protein)
b. Struktur sekunder menunjukkan banyak sifat suatu protein, ditentukan oleh orientasi molekul sebagai suatu keseluruhan, bentuk suatu molekul protein (misalnya spiral) dan penataan ruang kerangkanya (ikatan hidrogen antara gugus N-H, salah satu residu asam amino dengan gugus karbonil C=O residu asam yang lain)
c. Struktur tersier menunjukkan keadaan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan tali gabungan (interaksi lebih lanjut seperti terlipatnya kerangka untuk membentuk suatu bulatan)
d. Struktur kuartener menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein.
Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
a. Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino
b. Protein gabungan yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam nukleat.
Protein sederhana menurut bentuk molekulnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Protein fiber. Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Protein fiber tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa ataupun alkohol. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pati dan sukar dimurnikan. Kegunaan protein ini hanya untuk membentuk struktur jaringan dan bahan, contohnya adalah keratin pada rambut.
b. Protein globular. rotein globular pada umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang terlibat. Protein globular/speroprotein berbentuk bola, protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi asam dan asam encer. Protein ini mudah terdenaturasi. Banyak terdapat pada susu, telur dan daging.
Reaksi-reaksi kahas pada protein (uji kualitatif):
a. Reaksi Ninhidrin. Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas pada protein menghasilkan warna biru. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau untuk mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh.
b. Reaksi Biuret. Bila larutan protein dalam suasana basa kuat direaksikan dengan larutan CuSO4 pekat, akan dihasilkan warna ungu. Warna yang dihasilkan dari reaksi tersebut disebabkan oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari N yang berasal dari protein dan pasangan elektron bebas dari O molekul air. Reaksi ini tidak berlaku untuk peptida.
c. Reaksi Uji Millon untuk Tirosin. Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan.
d. Uji Penetralan Titik Isoelektrik. Titik isoelektrik adalah daereah pH tertentu diman protein mempunyai selisih muatan, sehingga tidak bergerak dalam muatan listrik.
(http://74.125.153.132/search?q=cache:NyW4xHTsMKIJ:signaterdadie.wordpress.com/2009/10/05/protein/+uji+biuret+pada+protein&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id)
Sintesis protein
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Protein)
Fungsi protein didalam tubuh sangat erat hubungannya dengan hayat hidup sel. Adapun fungsi dari protein yaitu:
• Sebagai zat pembangun.
• Berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
• Sebagai badan-badan anti, protein berfungsi dalam mekanisme pertahanan tbuh melalui berbagai mikroba dan zat toksin lain.
• Mengatur proses-proses metabolism dalam tubuh enzim dan hormon.
• Sebagai sumber utama energy bersam-sama dengan karbohidrat dan lemak.
• Dalam bentuk kromosom protein juga berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sofat keturunan dalam bentuk gen. (Achmad Djaeni S, 1991: 73)

Tabel 1. Sumber-sumber protein (Achmad Djaeni S, 1991)
No. Bahan Makanan Kadar Protein (%)
1 Daging ayam 18,2
2 Daging sapi 18,8
3 Telur ayam 12,8
4 Susu sapi segar 3,2
5 Keju 22,8
6 Bandeng 20,0
7 Udang segar 21,0
8 Kerang 8,0
9 Beras tumbuk merah 7,9
10 Beras giling 6,8
11 Kacang hijau 22,2
12 Kedelai basah 30,2
13 Tepung terigu 8,9
14 Jagung kuning (butir) 7,9
15 Pisang abon 1,2
16 Durian 2,5

Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida.
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
  Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molkeul protein.
 Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya.
Protein seperti asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda. Titik Isoelektrik (TI) adalah daerah pH tertentu dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama, sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada pH isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan listriknya nol.
(http://74.125.153.132/search?q=cache:6Y1Qc8Vs4jAJ:images.arifqbio.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SGgAygoKCnAAAC8kyV01/protein%2520edited.doc%3Fnmid%3D103380315+uji+biuret+pada+protein&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id)
Banyak protein mengandung sulfur. Mereka kompleks dengan molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Asam amino adalah hasil dari blok ini protein dan mereka terhubung oleh ikatan peptida. Ada banyak kesamaan antara asam amino dan molekul biuret dan keduanya bereaksi dengan cara yang sama. Reagen Biuret biru muda solusi, yang berubah menjadi ungu jika dicampur dengan larutan yang mengandung protein. Sebuah kompleks warna ungu terbentuk ketika ion tembaga dari Reagent Biuret bereaksi dengan ikatan peptida pada rantai polipeptida.
Karena protein dibuat dari asam amino, kehadiran ikatan-ikatan peptida selama uji Biuret protein akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis makanan berbasis protein.
(http://www.scumdoctor.com/Indonesian/nutrition/protein/Biuret-Test-For-Proteins.html)


Pembuatan reagen biuret:
Larutkan 150 mg tembaga (II) sulfat (CuSO4. 5H2O) dan kalium natrium tartrat (KNaC4H4O6. 4H2O) dalam 50 ml aquades dalam labu takar 100 ml. Kemudian tambahkan 30 ml natrium hidroksida 10% sambil dikocok-kocok, selanjutnya tambahkan aquades sampai garis tanda.
(http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2009/02/11/reaksi-analisa-protein/)

C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Rak tabung reaksi
• Bekker glass
• Batang pengaduk
• Lumpang & alu • Bahan Makanan (tahu, tempe, ikan mas, putih telur, kuning telur, daging ayam, daging sapi, dan kacang kedelai)
• Larutan Buiret (NaOH 5% & larutan CuSO4 1%)
• Aquadest

D. Cara Kerja
Siapkan bahan makanan yang akan diuji dalam bentuk cairan
(bahan padat dilumatkan terlebih dahulu)

@bahan dimasukan dalam tabung reaksi, beri label

Teteskan larutan Biuret (± 5 tetes)

Kocok perlahan-lahan

Amati perubahan warna yang terjadi

Masukkan data kedalam tabel pengamtan

Simpulkan berdasarkan hasil pengamatan

E. Hasil Pengamatan
No. Zat makanan Jumlah tetesan Warna yang terjadi Tingkat Intensitas
  Sebelum Sesudah
1 Tahu 3 tetes Kuning Orange-crame -
2 Tempe 3 tetes Putih Putih -
3 Kacang kedelai 3 tetes Putih Putih keabuan -
4 Ikan 3 tetes Putih Ungu +4
5 Putih telur 3 tetes Putih-bening Ungu +2
6 Kuning telur 3 tetes Kuning Kuning -
7 Daging ayam 3 tetes Putih Ungu +3
8 Daging sapi 3 tetes Merah Coklat keunguan +1
Keterangan :
• Semakin banyak tanda plusnya (+) maka kandungan protein semakin tinggi.
• Tanda (-) bukan menunjukan bahan makanan tersebut tidak mengandung protein tetapi tetapi termasuk kedalam protein legumin.

Gambar 1. Hasil Pengamatan Pada Tes Biuret

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas pada praktikum “Tes Biuret”, zat makanan yang mengandung protein berubah warna setelah ditetesi oleh biuret, warna yang dihasilkannya berupa warna ungu. Zat makanan yang mengandung protein berdasarkan hasil pengamatan yaitu ikan, putih telur, daging ayam, dan daging sapi. Karena pada umumnya protein hewani adalah protein yang sempurna, maksudnya protein yang mengandung asam-asam amino esensial lengkap, baik macam maupun jumlahnya. Ke empat zat makanan tersebut (ikan, putih telur, daging ayam, dan daging sapi) memiliki kandungan protein yang berbeda-beda hal ini dapat dilihat dari indikasi intensitas warna yang dihasilkan dari masing-masing zat makanan. Semakin banyak tanda (+)-nya maka kandungan protein itu semakin besar / banyak, sedangkan semakin sedikit tanda (+)-nya maka kandungan proteinnya pun semakin dikit pula. Pada ikan memiliki kandungan protein yang tinggi karena warna ungu yag dihasilkan sangat pekat sehingga intensitas warnanya +4, sedangkan pada daging sapi intensitas warnanya +1 karena wrna yang dihasilkannya coklat keunguan.
Pada kuning telur tidak selalu sama kandungannya dengan putih telur. Kuning telur setelah di tes oleh larutan biuret ternyata tidak menghasilkan perubahan warna, warnanya tetap kuning tetapi menjadi menggumpal, hal ini terjadi karena pada kuning telur mengandung lemak bukan protein.
Pada zat makanan seperti tahu, tempe, dan kacang kedelai tidak menghasilkan warna ungu tetapi berturut – turut menghasilkan warna crame, putih, dan putih keabuan. Hal ini karena pada tahu, tempe, dan kacang kedelai termasuk kedalam protein legumin. Protein legumin termasuk kedalam protein kurang sempurna, maksudnya walaupun termasuk kedalam kedalam protein yang mengandung asam amino esensial lengkap, tetapi beberapa diantaranya jumlahnya sedikit.

G. Daftar Pustaka
• Djaeni S, Achmad. 1991. Ilmu Gizi Untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta: Dian Rakyat.
• Poedjadi, Anna., dkk. 2005. Biokimia. Jakarta: UI-Press.
• Supriyanti, titin, dkk. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
• http://arifqbio.blogspot.com/proteinedited.doc/uji+biuret+pada+protein
• http://signaterdadie.wordpress.com/2009/10/05/protein/+uji+biuret+protein.
• http://www.scumdoctor.com/Indonesian/nutrition/protein/Biuret-Test-For-Proteins.html
• http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2009/02/11/reaksi-analisa-protein/
• http://id.wikipedia.org/wiki/Protein
Praktikum Ke-4 & 5
UJI LEMAK DAN PENCERNAAN LEMAK

Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2010
Tujuan Praktikum : - Mengetahui kandungan lemak pada bahan makanan
- Mengamati Pengaruh empedu terhadap lemak

A. Landasan Teori
Lemak (fat) merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terjadi atas unsure-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen, meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (contoh A, D, E, dan K), monoglisakarida diglisarida, fospolipid, glikolipid dan terpenoid.
(http://id.wikipedia.org/wiki/lemak.html)
Menurut ahmad Djaeni (1991:89) lemak adalah ikatan organel yan terdiri dari atas unsur-usur (C),(H) dan(O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu dalam pelarut lemak, seperti petroleum, benzene, ether, lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak / gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak (Ahmad Djaeni, 1991).
Karena struktur molekulya yang akan kaya rantai unsure karbon (-CH2-CH2-CH2) maka lemak mempunyai sifat hidroplob ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut didalam air. Lemak dapat larut hanya dilarutkan yang apolar atau organic seperti eter,chloroporm atau benzol
Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak. (http://www.rismaka.net/2009/06/uji-lipid.html)

Gambar 1. Struktur Asam Lemak
Sifat lemak / minyak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27°C). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak. Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus. Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.
(http://agusnurul.blogspot.com/2009/05/lap-biokim-uji-lemakminya.html)
Berdasarkan komposisi kimianya lemak dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Lemak Sederhana
Lemak sederhana merupakan lemak yang mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya. Penyusunnya terdiri atas trigliserida (1gliserol + 3 asam lemak). Contoh: lemak, lilin, malam (padat pada suhu kamar), minyak (cair pada suhu kamar).
2) Lemak Campuran
Lemak campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. Penyusunnya adalah lemak dengan senyawa bukan lemak: fosfat, protein, glukosa. Contoh: fosfolopid, fosfatid (lemak + fosfat + kolin), lipoprotein.


3) Derivat Lemak
Penyusun derivat lemak berasal dari derivate lemak. Contoh derivate lemak: asam lemak, gliserol, sterol, golongan keton (ex: kolesterol) .

Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Asam Lemak Jenuh
Asam lemak ini bersifat non-esensial (dapat disintesis sendiri), bersifat padat pada suhu kamar. Contoh: lemak hewani (mentega, gajih), asam stearat, dan asam palmitat.
2) Asam Lemak Takjenuh
Asam lemak takjeuh bersifat esensial (tidak dapat disintesis sendiri), bersifat cair pada suhu kamar. Contoh: lemak nabati (minyak jagung dan kedelai), asam linoleat, asam linolenat, dan asam arakhidonat.
(http://www.rismaka.net/2009/06/uji-lipid.html)

Fungsi lemak begitu banyak fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Sebagai Pembangun Sel
Lemak adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi.
b) Sumber Energi
Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohodrat dan protein memberi 4 kalori. Melindungi organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar tetap pada tempatnya.
c) Pembangun Hormon
Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks.

d) Pembangun Otak
Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang (http://agusnurul.blogspot.com/2009/05/lap-biokim-uji-lemakminya.html)

Pencernaan lemak
Lemak di dalam bahan makanan tidak mengalami pencernaan di dalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Didalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengaruhnya terhadap pemecahan lemak dapat di abaikan, karena rendah sekali; PH di dalam gaster tidak cocok untuk aktifitas lifase tersebut di dalam duodenum lemak dipecah oleh enzim lipase yang berasal dari sekresi pangkreas.triglieserida dipecah menghasilkan campuran metabolit di dan monogliserida serta asam lemak bebas. Asam lemak dengan rantai karbon panjang tidak larut dalam air, tetapi membuat ikatan kompleks dengan garam empedu yang membuatnya menjadi dapat larut (emulsi). Asam lemak rantai karbon pendek dan intermediate tidak mudah diserap melalui dinding epitel saluran pencernaan.
Sekresi saluran empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung garam-garam empedu yang mengemulsikan lemak, dan asam lemak hasil pencernaan, menjadi butir-butir halus yang dapat menebus epitel usus masuk kedalam limpe jaringan.
Tabel 1. Ringkasan proses pencernaan lemak/lipida
No. Saluran Pencernaan Proses pencernaan
1 Mulut Mengunyah, mencampur dengan air ludah dan ditelan. Kelenjar ludah mengeluarkan enzim lipase lingual.
2 Esofagus Tidak ada pencernaan.
3 Lambung Lipase lingual dalam jumlah terbatas memulai hidrolisis trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak. Lemak susu lebih banyak terhidrolisis. Lipase lambung menghidrolisis lemak dalam jumlah terbatas.
4 Usus halus Asam empedu mengemulsi lemak. Lipase berasal dari pancreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, gliserol dan asam lemak. Fosfolipase berasal dari pancreas menghidrolisis fosfolipida menjadi asam lemak dan lisofosfogliserida. Kolesterol esterase berasal dari pancreas menghidrolisis ester kolesterol.
5 Usus besar Sedikit lemak dan kolesterol yang terkurung dalam serat makanan, dikeluarkan melalaui feses.
(Sunita Almatsier, 2009: 65)

B. Alat dan Bahan
1. Uji Lemak
Alat Bahan
- Kertas Minyak / kertas HVS / kertas buram
- Lumpang dan alu - Mentega
- Margarine
- Kacang tanah
- Kelapa utuh
- Santan kelapa
- Kara (santan)
- Kemiri
- Susu bubuk
- Minyak goring
- Kentang

2. Uji Pencernaan Lemak
Alat Bahan
- 2 bh tabung reaksi
- Batang pegaduk
- Pipet tetes - Empedu Ikan
- Minyak kelapa

C. Langkah Kerja
1. Uji Lemak
Siapkan bahan makanan yang akan diuji
bila berupa biji-bijian/bahan padat ditumbuk terlebih dahulu (alat penumbuk)

letakkan bahan tersebut pada cawan petri atau plat tetes

Oleskan bahan makanan pada kertas buram

Angin-anginkan dan amati apa yang terjadi

Buat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan

2. Uji Pencernaan Lemak
Masukkan minyak kedalam tabung reaksi setinggi 2 mm

Pecahkan empedu & masukkan kedalam tabung reaksi B

Tetskan cairan empedu kedalam tabung reaksi yang berisi minyak kelapa
(5-6 tetes), sambil diaduk

Amati apa yang terjadi

D. Hasil Pengamatan
1. Uji Lemak
No. Bahan Makanan Ada Tidaknya Lemak Intensitas
1 Mentega + +5
2 Margarine + +4
3 Kacang tanah + +2
4 Kelapa “biasa” + +1
5 Kelapa “santan” + +2
6 Kara (santan) + +1
7 Kemiri + +3
8 Susu bubuk - -
9 Minyak goreng + +6
10 Kentang - -


Gambar 1. Hasil Pengamatan Pada Uji Lemak

2. Uji Pencernaan Lemak
Perubahan yang terjadi pada saat mengamati pengaruh empedu terhadap lemak dengan menggunakan minyak yaitu pada minyak kelapa yang dikasih cairan empedu ikan terjadi perubahan warna dan adanya endapan yang berwarna kuning kecoklatan, cairan empedu tersebut larut ( menyatu )dengan minyak.Berbeda saat percobaan lain ,mencoba membandingkan antara minyak dengan air tidak larut.Warna minyak yang dikasih cairan empedu juga menampakan perubahan yaitu kuning kehijauan.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji lemak, ternyata dari beberapa bahan makanan yang kita uji ada yang mengandung lemak dan ada juga yang tidak mengandung lemak. Bahan makanan yang tidak mengandung lemak adalah susu bubuk dan kentang, sisanya mengandung lemak. Kandungan lemak dari setiap bahan makanan yang mengandung lemak memiliki tingkat kandungan lemak yang berbeda-beda antara bahan makanan yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada tingkat transparansinya. Semakin banyak tanda (+)-nya maka kandungan lemak itu semakin banyak, sedangkan semakin sedikit tanda (+)-nya maka kandungan lemak itu semakin sedikit.
Sedangkan pada uji Pencernaan Lemak, peru bahan yang terjadi pada minyak ynag diberi cairan empedu 5-6 tetes mengalami perubahan warna dan adanya endapan yang berwarna kuning keoklatan serta cairan empedu dengan minyak tersebut menjadi satu (larut), berbeda jika dibandingkan antara minyak dengan air hasilnya tidak larut. Warna minyak yang diberi cairan empedu juga menampakan adanya perubahan.

F. Daftar Pustaka
• Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
• Djaeni S, Achmad. 1991. Ilmu Gizi Untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta:
  Dian Rakyat.
• Poedjadi, Anna., dkk. 2005. Biokimia. Jakarta: UI-Press.
• http://agusnurul.blogspot.com/2009/05/lap-biokim-uji-lemakminya.html
• http://www.rismaka.net/2009/06/uji-lipid.html
• http://id.wikipedia.org/wiki/lemak.html

Praktikum Ke-6
UJI VITAMIN C

Tanggal Praktikum : 25 Oktober 2010
Tujuan Praktikum : Mengetahui kandungan Vitamin C pada berbagai buah.

A. Landasan Teori
Pada permulaan abad XX, EIJKMAN dan rekan-rekannya menemukan adanya zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang kemudian diberi nama vitamine oleh VLADIMIR FUNK karena disangka suatu ikatan organic amine oleh adanya unsure N dan telah dikenalinya asam amino pada saat itu. Zat vitamin ini diperlukan untuk kehidupan (Vita). Sehingga diberi nama Vitamine.
Fungsi vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin-vitamin kelompok B. enzim merupakan katalisator organic yang menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh.
Vitamin C (asam askorbat)
 Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang masuk kedalam kelompok vitamin-vitamin yang larut air dan tidak larut dalam minyak dan zat-zat terlarut lemak. Akantetapi merupakan kelas tersendiri, tidak satu kelompok dengan vitamin B-Kompleks.
Fungsi vitamin C didalam proses metabolisme belum jelas, akantetapi fungsi vitamin C didalam tubuh bersangkutan dengan sifat alaminya sebagai anti oksidans. Fungsi fisiologis yang telah diketahui memerlukan vitamin C ialah:
• Kesehatan substansi matriks jaringan ikat
• Integritas epithel melalui kesehatan zat perekat antar sel
• Kesehatan epithel pembuluh darah
• Penurunan kadar kolesterol dan
• Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi-geligi.
Vitamin C berbentuk Kristal putih, merupakan suatu asam organic dan terasa asam tetapi
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192oC. bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah.
http://btagallery.blogspot.com/2010/03/pengujian-buah-buahan-dan-sayuran.html
Vitamin C tergolong asam dan sangat sentsitif terhadap pemanasan, bahkan pemanasan yang tergolong ringan. Vitamin C juga sensitive terhadap sinar, senyawa oksidator seperti yodium, hydrogen peroksida dll. Dan logam (besi, dll). Vitamin C mudah terosidasai terutama bila terlarut dalam pelarut (air misalnya). Vitamin C teroksidasi dalam larutan oleh oksigen dengan memberikan 2 elektron pada senyawa oksidator. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C
Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar, temperatur yang tinggi.vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Buah jeruk, salah satu sumber vitamin C terbesar.
Simonbwidjanarko.wordpress.com
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%. Prestasiherfen.blogspot.com



B. Alat dan Bahan
Alat Bahan
• Rak tabung reaksi
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Gelas ukur
• Gelas kimia
• Pembakar spirtus (Bunsen)
• Penjepi • Larutan vit. C 0.1 %
• Larutan amilum iodide
• Sari buah stroberi
• Sari buah tomat
• Sari buah jambu batu
• Sari buah alpukat
• Sari buah mangga
• Sari buah melon
• Kanji
• Tablet Vit. C (putih)

C. Cara Kerja
6 buah tabung reaksi
(isi 1 ml larutan amilum iodide)

Teteskan air ke dalam gelas ukur
I ml (hitung berapa tetes)

Teteskan Lar. Vit. C ke tabung pertama
Sampai hilang (hitung berapa tetes)

Dengan cara diatas lakukan perlakuan yang sama untuk semua macam-macam sari buah

Didihkan larutan Vit. C dan sari buahnya selidiki kandungan Vit. C

Hitung kandungan Vit. C yang dipanaskan atau tidak
(catat pada table)

D. Hasil Pengamatan
No. Bahan Makanan Jumlah tetesan yang diperlukan untuk menetralkan amilum iodide Kandungan Vi. C per ml
  Tidak dipanaskan Dipanaskan
1. Larutan Tablet vit C 30 tetes 45 tetes 2.5 ml
2. Sari tomat 90 tetes 80 tetes 7.5 ml
3. Sari strawberi 230 tetes 200 tetes 19.2 ml
4. Sari jambu batu 50 tetes 40 tetes 4.2 ml
5. Sari alpukat 120 tetes 150 tetes 10 ml
6. Sari mangga 80 tetes 282 tetes 6.7 ml
7. Sari melon 182 tetes 400 tetes 15.17 ml

E. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan makanan yang diuji memiliki kandungan vitamin C yang berbeda-beda satu sama lain. Jumlah tetesan vitamin antara yang dipanaskan dan yang tidak dipanaskan hasilnya berbeda, hal ini dikarenakan kandungan vitamin pada bahan makanan yang telah dipanaskan kandung Vitamin C nya berkurang. Dengan demikian zat sari-sari makanan yang memiliki tetesan yang paling sedikit berarti memiliki kandungan vitamin C yang banyak. Dalam hal ini terdapat pada sari jambu batu dan larutan Vitamin C.

F. Daftar Pustaka
• Djaeni S, Achmad. 1991. Ilmu Gizi Untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta: Dian Rakyat.
• Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Metabolisme & Bioenergitika. Yogyakarta: Graham ilmu.
• Poedjadi, Anna., dkk. 2005. Biokimia. Jakarta: UI-Press.
• Supriyanti, titin, dkk. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
• Toha, Abdul Hamid. Tanpa tahun. Metabolisme Biomolekul. Bandung:
Alfabeta.
• http://btagallery.blogspot.com/2010/03/pengujian-buah-buahan-dan-sayuran.html
• http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C
• Simonbwidjanarko.wordpress.com
• Prestasiherfen.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Peran Paleontologi dalam Perkembangan Evolusi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, dan biologi evolusioner mempelajari bagaimana evolusi ini terjadi. Pada setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melalui gen. Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan suatu organisme. Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan menjadi lebih umum, manakala yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang membantu keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan berakumulasi dalam suatu populasi daripada sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Proses ini disebut sebagai seleksi alam. Penghasilkan jumlah keturunan yang lebih banyak daripada jumlah orang tua beserta keterwarisan sifat-sifat ini merupakan fakta tambahan mengenai kehidupan yang mendukung dasar-dasar ilmiah seleksi alam. Gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada populasi yang terisolasi, baik oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang mencegah pertukaran genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini akan menjadi spesies baru.
Bukti ilmiah evolusi berasal dari banyak aspek biologi yang meliputi fosil, homologi struktur, dan persamaan molekuler DNA antar spesies. Untuk memelajari fosil, dibutuhkan disiplin ilmu yang menunjang terhadap pembuktian adanya fosil tersebut. Ilmu tersebut adalah paleontologi.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih jauh mengenai riset pada bidang paleontology tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan ruang lingkup dari paleontologi?
2. Siapa sajakah tokoh-tokoh pencetus paleontologi?
3. Bagaimana cara kerja paleontologi?
4. Apa bukti-bukti paleontologi yang erat kaitannya dengan evolusi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Adapun tujuan dan manfaat dari pembahasan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup dari paleontologi;
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pencetus paleontologi;
3. Untuk mengetahui cara kerja paleontologi; dan
4. Untuk mengetahui bukti-bukti paleontologi yang erat kaitannya dengan evolusi.

1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriftif analitik, yakni dengan menjelaskan atau memaparkan masalah berdasarkan referensi yang diambil dari berbagai referensi yang berhubungan dengan tema pembahasan. Selanjutya dianalisis, dan di tanggapi dengan membandingkan melalui referensi lain dan pendapat kelompok.


BAB II
PERANAN PALEONTOLOGI
DALAM PERKEMBANGAN EVOLUSI

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Paleontologi

A. Pengerrtian Paleontologi
Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleon yang berarti tua atau yang berkaitan dengan masa lalu, ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi ( paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ) jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil.
Di dalam paleontologi ini, kita akan mempelajari tentang hewan dan tumbuhan yang hidup di masa lampau yang kini bisa kita lihat melalui fosil-fosil dan peninggalan lainnya. Berbeda dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang, paleontology menggunakan fosil sebagai sumber utama peneliti, yang artinya ini akan sangat sulit untuk di pelajari. Data yang kita peroleh saat ini merupakan data-data hasil penelitian selama berpuluh-puluh tahun.

B. Ruang Lingkup Paleontologi
Paleontology menggunakan fosil sebagai sumber utama peneliti, otomatis di dalam paleontology ini kita akan berkecimpung dengan banyak fosil-fosil hewan maupun tumbuhan. tanaman adalah salah satu organisme yang berlimpah dan beragam di Bumi, dengan lebih dari 250.000 spesies yang dikenal. Tanaman memiliki dinding sel yang kaku di setiap sel dan menghasilkan makanan mereka sendiri dengan menangkap energi cahaya pada pigmen seperti klorofil. Tanaman mengubah energi ini menjadi gula, pati, dan makanan lain yang dibutuhkan tanaman untuk bertahan hidup. Beberapa fosil yang tampak dari tanaman kembali ke Ordovisium (Pertama dikenal terjadinya fosil), tapi tidak diragukan lagi kejadian pertama berasal dari fosil tanaman Akhir Silur.
Tidak hanya hewan dan tumbuhan, sekarang ini telah berkembang sebagai bagian dari paleontology yang meneliti tentang protista. "protista" mengacu pada eukariota yang bukan tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista uniseluler, sementara yang lain multiseluler atau bahkan multinukleat (inti banyak dalam satu sel). Ini menunjukkan berbagai kelompok berbagai ukuran, bentuk, siklus hidup, habitat, dan makan dan strategi reproduksi. Para protista memiliki panjang, meskipun dalam beberapa kasus setengah-setengah, catatan fosil yang membentang kembali ke Prakambrium.
Juga ada bakteri, Organisme uniseluler Bakteri yang memiliki dinding sel, organel, dan DNA, seperti halnya eukariota. Namun, tidak seperti eukariota, DNA organel mereka dan tidak terkandung dalam selaput terpisah di dalam sel. Cyanobacteria, atau "bakteri biru-hijau," telah ditemukan di batuan dari Archean, 3,5 miliar tahun lalu. Cyanobacteria (bersama dengan bakteri lainnya) juga membentuk tikar dan gundukan dikenal sebagai stromatolites, yang ada di bumi dari Prakambrium sampai hari ini. Fosil terkecil yang pernah ditemukan milik magnetobacteria, yang membentuk nanometer ukuran kristal-dari mineral magnetit di dalam sel mereka.
Jenis-jenis jamur yang kita makan atau mencoba untuk memberantas kami dari rumah hanya mewakili kecil sejumlah spesies sekitar. jamur Kebanyakan tidak membuat makanan mereka sendiri, sebagai tanaman lakukan. Beberapa parasit dan beberapa bentuk lain simbiosis hubungan dengan ganggang atau tanaman. Mereka ditemukan di tanah, pada organisme lain, dalam lingkungan perairan, dan mereka adalah dekomposer pokok organik material di Bumi. Beberapa dapat tumbuh sangat besar (misalnya, jamur dan puffballs), yang lain bersel tunggal (ragi), tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun jamur sering dianggap terlalu rapuh untuk fosil atau terlalu sulit untuk diidentifikasi sebagai fosil, catatan fosil mereka akan kembali ke Prakambrium, dan mereka sering ditemukan di Devon Bawah Rhynie Rijang Skotlandia.
Pada dasarnya ruang lingkup paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang telah hidup di masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan, protista, jamur maupun bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal fosil-fosil, jejak peradaban, lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya. Sehinggga kita hanya meneliti dari jejak-jejak yang tertinggal.

2.2 Tokoh dan Ilmu Pendukung Paleontologi
A. Tokoh dan Teori Pencetus Paleontologi
Tokoh dan teori pencetus Paleontologi adalah sebagai berikut:
1) Shrock &Twen hofel (1952)
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.Studi Paleontologi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda adalah Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu).
2) Strabo (58 SM-25 M)
Melihat kenampakan seperti beras pada batu gamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai Numm ulites.
3) Abbe Giraud de Saulave (1777)
Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna).Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya.
4) Chevalier de Lamarck (1774 - 1829)
Pencetus Hipotesa Evolusi .Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
5) Baron Cuvier (1769 - 1832)
Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi).
6) William Smith (1769 - 1834)
Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.
7) Charles Robert Darwin (1809 - 1882)
Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam
8) Pada abad ke 18 dan 19
seorang ahli geologi berkebangsaan Inggris William Smith dan ahli paleontologi Georges Cuvier dan Alexandre Brongniart dari Perancis.
 Menemukan batuan-batuan yang berumur sama serta mengandung fosil yang sama pula, walaupun batuan-batuan tersebut letaknya terpisah cukup jauh

B. Ilmu Yang Berkaitan Dengan Paleontology
Paleontology berkaitan erat tentang fosil dan perkembangan makhluk hidup hingga sekarang. Sehingga paleontoligi berhubungan erat dengan ilmu evolusi. Tapi sampai sekarang, ilmu tentang evolusi banyak sekali terdapat pro dan kontra, banyak yang setuju dengan ilmu ini, tetapi lebih banyak yang menolaknya. Tapi dalam hal ini, paleontology sangat berkaitan dengan evolusi, bahkan sangat menunjang, untuk membuktikan kebenarannya.
Untuk ilmu yang lainnya, ada beberapa ilmu yang erat kaitannya dengan paleontology antara lain :
1. Biostratigrafi
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horizon tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan horizon lain pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen yang berumur sama dapat terlihat sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan sedimentasi. Sebagai contoh, suatu bagian dapat tersusun atas lempung dan napal sementara yang lainnya lebih bersifat batu gamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya serupa, kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada waktu yang sama.
Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil indeks yang banyak digunakan dalam biostratigrafi. Mikrofosil seperti acritarchs, chitinozoa, conodonts, kista dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan foraminifera juga sering digunakan. Fosil berbeda dapat berfungsi dengan baik pada sedimen yang berumur berbeda; misalnya trilobit, terutama berguna untuk sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat berfungsi dengan baik, fosil yang digunakan harus tersebar luas secara geografis, sehingga dapat berada pada bebagai tempat berbeda. Mereka juga harus berumur pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka dapat tergabung dalam sedimen relatif sempit, Semakin lama waktu hidup spesies, semakin tidak akurat korelasinya, sehingga fosil yang berevolusi dengan cepat, seperti amonit, lebih dipilih daripada bentuk yang berevolusi jauh lebih lambat, seperti nautoloid.
2. Kronostratigrafi
Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata batuan dalam hubungannya dengan waktu.
Tujuan utama dari kronostratigrafi adalah untuk menyusun urutan pengendapan dan waktu pengendapan dari seluruh batuan didalam suatu wilayah geologi, dan pada akhirnya, seluruh rekaman geologi Bumi.
Tata nama stratigrafi standar adalah sebuah sistem kronostratigrafi yang berdasarkan interval waktu paleontologi yang didefinisikan oleh kumpulan fosil yang dikenali (biostratigrafi). Tujuan kronostratigrafi adalah untuk memberikan suatu penentuan umur yang berarti untuk interval kumpulan fosil ini.
3. Mikropaleontologi
Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil. Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter, dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya ataupun elektron. Fosil yang dapat dipelajari dengan mata telanjang atau dengan alat berdaya pembesaran kecil, seperti kaca pembesar, dapat dikelompokkan sebagai makrofosil. Secara tegas, sulit untuk menentukan apakah suatu organisme dapat digolongkan sebagai mikrofosil atau tidak, sehingga tidak ada batas ukuran yang jelas.
4. Paleobotani
Paleobotani atau palaeobotani (dari bahasa Yunani paleon berarti tua dan botany yang berarti ilmu tentang tumbuhan), adalah cabang dari paleontologi yang khusus mempelajari tentang tumbuhan pada masa lampau.
5. Paleozoologi
Paleozoologi atau palaeozoology (bahasa Yunani: παλαιον, paleon = tua dan ζωον, zoon = hewan) adalah adalah cabang dari paleontologi atau paleobiologi, yang bertujuan untuk menemukan dan mengindentifikasi fosil hewan bersel banyak dari sistem geologi atau arkeologi, untuk menggunakan fosil tersebut dalam rekonstruksi lingkungan dan ekologi prasejarah.
6. Palinologi
Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen.
Istilah palinologi diperkenalkan oleh Hyde dan Williams pada tahun 1944, berdasarkan surat-menyurat dengan ahli geologi Swedia yang bernama Antevs, dalam Pollen Analysis Circular (salah satu jurnal yang mengkhususkan pada analisa pollen, yang diproduksi oleh Paul Sears di Amerika Utara). Hyde dan Williams memilih palinologi berdasarkan kata dalam Bahasa Yunani paluno yang berarti 'memercikan' dan pale yang berarti 'debu' (sehingga mirip dengan kata dalam Bahasa Latin pollen).

C. Paleontology Dalam Kehidupan
Di dalam kehidupan sehari-hari, paleontologi sangat bermanfaat. Manfaat di dalam kehidupan kita, antara lain :
1. Karir
Tentang karier dan jalur karir di paleontologi dan bidang terkait, termasuk program-program profesional, halaman menggambarkan karier dalam paleontologi, atau daftar pekerjaan paleontologi.
2. Ilmu pengetahuan
Paleo bisa dijadikan sumber pembelajaran bagi siswa ataupun mahasiswa, tidak hanya di sekolah atau saat kuliah saja, tapi paleo merupakan ilmu yang bisa dipelajari di luar kelas misalnya di museum purba.
3. Sumber daya
Tambahan sumber daya, termasuk peta, panduan lapangan, koleksi gambar, publikasi, dan kurikulum.

2.3 Cara Kerja Paleontologi
Cara kerja paleontologi adalah mengungkapnya tentang fosil-fosil yang ada dibumi. Cara untuk mengungkap fosil-fosil tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teknik Lapangan
A. Pengamatan Lapangan
• Fosil Makro
Karena fosil makro mempunyai ukuran yang besar, maka dalam pengamatannya tergantung dari kekerasan batuan tempat fosil makro tersebut berada. Penyajian fosil makro relatif lebih mudah dibandingkan fosil mikro karena dalam penyajiannya dilakukan secara mudah dengan pengambilan fosil yang terekam lalu dibersihkan, setelah itu dapat langsung dideskripsi secara megaskopis beserta batuan tempat fosil tersebut berada.
Apabila kesulitan dalam deskripsi di lapangan, maka dilakukan dokumentasi yang baik, meliputi : sampel batuan, tempat pengambilan, no. sampel, dll. Setelah itu, dibawa di laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.

• Fosil Mikro
Karena fosil mikro mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga pengamatan di lapangan sulit dilakukan, sehingga pengamatan di lapangan lebih di fokuskan kepada deskripsi batuan di lapangan yang meliputi : warna batuan, tekstur batuan, struktur batuan serta komposisinya secara megaskopis. Selanjutnya adalah pencatatan secara lengkap lokasi tempat & sampel batuannya, meliputi : hari, tanggal, nomer sampel, nama batuan dll.

B. Pengamatan Laboratorium
Pengamatan di laboratorium dilakukan untuk analisa fosil secara detail yang tidak dapat dilakukan di lapangan. Pengamatan di laboratorium ini terutama adalah dari fosil-fosil mikro dengan menggunakan bantuan alat mikroskop. Adapaun tahap-tahap pengamatan di laboratorium akan dijelaskan selanjutnya.

2. Teknik Dokumentasi
Berikut merupakan tahap-tahap dalam pengambilan sampel batuan yang mengandung fosil mikro, yaitu :
a. Sampling
Sampling adalah pengambilan sampel batuan di lapangan untuk dianalisis kandungan mikrofaunanya. Fosil mikro yang terdapat dalam batuan mempunyai bahan pembentuk cangkang dan morfologi yang berbeda, namun hampir seluruh mikrofosil mempunyai satu sifat fisik yang sama, yaitu ukurannya yang sangat kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga perlu perlakuan khusus dalam pengambilannya. Sangat diperlukan ketelitian serta perhatian dalam pengambilan sampel, memisahkan dari material lain, lalu menyimpannya di tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan secara kimiawi dan fisika.
Beberapa prosedur sampling pada berbagai sekuen sedimentasi dapat dilakukan, seperti :
• Spot Sampling, dengan interval tertentu merupakan metode terbaik untuk penampang yang tebal dengan jenis litologi yang seragam, seperti pada lapisan batugamping. Pada metode ini dapat ditambahkan channel sample (sampel paritan) sepanjang kurang lebih 30 cm pada setiap interval 1,5 meter.
• Channel sample, dapat dilakukan pada penampangg lintasan yang pendek 3 – 5 m, pada litologi yang seragam atau pada perselingan batuan dan dilakukan setiap perubahan unit litologi.

b. Kualitas Sampel
Pengambilan sampel batuan untuk analisis mikropaleontologi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
• Bersih, sebelum mengambil sampel harus dibersihkan dari semua kepingan pengotor
• Representatif dan Komplit, harus dipisahkan dengan jelas antara sampel batuan yang mewakili suatu sisipan atau suatu lapisan batuan. Ambil sekitar 300-500 gram (hand specimen) sampel batuan yang sudah dibersihkan.
• Pasti, apabila sampel terkemas dengan baik dalam suatu kemasan kedap air yang ditandai dengan tulisan tahan air, yang mencakup segala hal keterangan tentang sampel tersebut seperti nomer sampel, lokasi, jenis batuan dan waktu pengambilan, maka hasil analisis sampel pasti akan bermanfaat.
Ketidakhati-hatian kita dalam memperlakukan sampel batuan akan berakibat fatal dalam paleontologi maupun stratigrafi apabila tercampur baur, terkontaminasi ataupun hilang.

C. Jenis Sample
Jenis sampel disini ada 2 macam, yaitu :
• Sampel permukaan, sampel yang diambil langsung dari pengamatan singkapan di lapangan. Lokasi & posisi stratigrafinya dapat diplot pada peta.
• Sampel bawah permukaan, sampel yang diambil dari suatu pemboran.
Dari cara pengambilannya, sampel bawah permukaan dapat dipisahkan menjadi :
• Inti bore (core), seluruh bagian lapisan pada kedalaman tertentu diambil secara utuh.
• Sampel hancuran (ditch-cutting), lapisan pada kedalaman tertentu dihancurkan dan dipompa keluar, kemudian ditampung.
• Sampel sisi bor (side-well core), diambil dari sisi-sisi dinding bor dari lapisan pada kedalaman tertentu.
D. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel, antara lain: palu geologi, kompas geologi, plastik/tempat sampel, buku catatan lapangan, alat tulis, HCl 0,1 N, dan peta lokasi pengambilan sampel.
Sedangkan peralatan lain guna menyajikan fosil, antara lain: wadah sampel, larutan H2O2, mesin pengayak, ayakan menurut skala mesh, tempat sampel yang telah dibersihkan, dan alat pengering / oven.
Dan untuk memisahkan fosil, peralatan yang diperlukan antara lain: cawan tempat contoh batuan, jarum, lem unuk merekatkan fosil, tempat fosil, dan mikroskop & alat penerang.

3. Proses penguraian Batuan
a. Proses penguraian secara fisik
 Cara ini digunakan terutama untuk batuan sedimen yang belum begitu kompak dan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
 Batuan sedimen ditumbuk dengan palu karet sampai menjadi pecahan-pecahan dengan diameter 3-6 mm
 Pecahan-pecahan batuan direndam dalam air
 Kemudian direas-remas dalam air
 Diaduk dengan mesin aduk atau alat pengaduk yang bersih
 Dipanaskan selama 5-10 menit
 Didinginkan
Umumnya batuan sedimen yang belum begitu kompak, apabila mengalami proses-proses tersebut akan terurai.

b. Proses penguraian secara kimia
Bahan-bahan larutan kimia yang biasa digunakan dalam penguraian batuan sedimen antara lain : asam asetat, asam nitrat dan hydrogen piroksida. Penggunaan larutan kimia sangat tergantung dari macam butir pembentuk batuan dan jenis semen. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan penguraian batuan tersebut perlu diteliti jenis butirannya, masa dasar dan semen. Hal ini dikerjakan dengan seksama agar fosil mikro yang terkandung didalamnya tidak rusak atau ikut larut bersama zat pelarut yang digunakan. Contoh : Batulempung dan Lanau : penguraian batuan dilakukan dengan menggunakan larutan Hydrogen Pyroksida (H2O2).

4. Proses Pengayakan
Dasar proses pengayakan adalah bahwa fosil-fosil dan butiran lain hasil penguraian terbagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan ukuran butirnya masing-masing yang ditentukan oleh besar lubang. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua butiran mempunyai bentuk bulat, tetapi ada juga yang panjang yang hanya bisa lolos dalam kedudukan vertikal. Oleh karena itu, pengayakan harus digoyang sehingga dengan demikian berarti bahwa yang dimaksudkan dengan besar butir adalah diameter yang kecil / terkecil.
Pengayakan dapat dilakukan dengan cara basah dan cara kering :
a. Cara kering
1) Keringkan seluruh contoh batuan yang telah terurai.
2) Masukkan kedalam ayakan paling atas dari unit ayakan yang telah tersusun baik sesuai denagn keperluan.
3) Mesin kocok dijalankan selama + 10 menit
4) Contoh batuan yang tertinggal di tiap-tiap ayakan ditimbang dan dimasukkan dalam botol/plastik contoh batuan.
b. Cara basah
Cara ini pada prinsipnya sama dengan cara kering, tetapi pada umumnya menggunakan ayakan yang kecil. Pengayakan dilakukan dalam air sehingga contoh batuan yang diperoleh masih harus dikeringkan terlebih dahulu.

5. Proses Pemisahan Fosil
Fosil-fosil dipisahkan dari butiran lainnya dengan menggunakan jarum. Untuk menjaga agar fosil yang telah dipisahkan tidak hilang, maka fosil perlu disimpan di tempat yang aman. Setelah selesai pemisahan fosil, penelitian terhadap masing-masing fosil dilakukan.


6. Determinasi Fosil
Metode determinasi fosil, dapat dilakukan dengan cara :
a) Membandingkan dengan koleksi fosil yang ada
b) Menyamakan fosil, yang belum dikenal dengan gambar-gambar yang ada di leteratur/publikasi
c) Langsung mendeterminasi fosil yang belum dikenal tersebut dengan mempelajari ciri-ciri morfologinya
d) Kombinasi 1,2 dan 3
e) Morfologi fosil yang dideterminasi masing-masing fosil berbeda, karena hal ini tergantung dari jenis fosil dan karakteristik morfologi tubuhnya baik fosil makro & mikro
 Determinasi fosil makro, meliputi hal-hal :
1. Sketsa/gambar fosil = ….
2. Nomor peraga = ….
3. Phylum = ….
4. Class = ….
5. Order = ….
6. Family = ….
7. Genus = ….
8. Spesies = ….
 Determinasi fosil mikro, dengan menggunakan mikroskop, hal-hal yang diamati:
1. Sketsa/gambar fosil = ….
2. Nomor peraga = ….
3. Jenis Fosil = ….
4. Susunan Kamar = ….
5. Bentuk Kamar = ….
6. Sutur = ….
7. Komposisi = ….
8. Jumlah Kamar = ….
9. Jumlah Putaran Kamar = ….
10. Aperture = ….
11. Hiasan = ….
12. Nama Fosil = ….


2.4 Bukti-bukti Paleontologi Yang Menguatkan Tentang Evolusi
Bukti dari paleontologi yang menguatkan tentang evolusi adalah fosil-fosil yang menunjukkan bahwa kehidupan di masa lalu berbeda bentuknya dengan kehidupan masa sekarang dan evolusi kuda, karena Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jejak kehidupan zaman purba, maka fosil merupakan bukti yang kuat dari ilmu paleontologi tersebut. fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Kegunaan fosil adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan umur batuan atau fosil
fosil yang ditemukan dalam batuan mempunyai selang waktu tertentu.dengan membandingkan urutan perlapisan(batuan sedimen)dan kandungan fosilnya dapat ditentukan umur relatif suatu lapisan terhadap yang lain.untuk menentukan umurbatuan kita gunakan plankton.
b. Untuk mengkorelasi batuan
korelasi adalah prinsip menghubungkan lapisan yang sama pada batuan.dengan melihat kumpulan fosil yang sama pada satu lapisan yang lain,maka dapat dihubungkan suatu garis kesamaan waktu pembentukan batuan tersebut.
c. Menentukan lingkungan pengendapan
Beberapa binatang dapat dipelajari lingungan hidupnya(misalnya laut dalam,air payau,darat,dsb)hal ini akan membantu didalam merekonstruksi paleografi dan pembentukan batuannya.untuk menentukan lingkungan pengendapan kita gunakan benkton.
Literatur lain menyebutkan bahwa sebelum Wegener, para ahli paleontologi pernah mengumpulkan data yang memperlihatkan keserupaan flora dan fauna dari Benua Amerika Selatan dan Benua Afrika. Data-data tersebut memberikan bukti bahwa memang ada gabungan benua sehingga adanya keserupaan flora dan fauna di kedua benua tersebut (Gambar 3). Bukti tersbut merupakan salah satu bukti paleontology yang menguatkan tentang evolusi.


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil. Paleontology berkaitan erat tentang fosil dan perkembangan makhluk hidup hingga sekarang. Sehingga paleontoligi berhubungan erat dengan ilmu evolusi. Tapi sampai sekarang, ilmu tentang evolusi banyak sekali terdapat pro dan kontra, banyak yang setuju dengan ilmu ini, tetapi lebih banyak yang menolaknya. Tapi dalam hal ini, paleontology sangat berkaitan dengan evolusi, bahkan sangat menunjang, untuk membuktikan kebenarannya.
Paleontology berkaitan erat tentang fosil dan perkembangan makhluk hidup hingga sekarang. Sehingga paleontoligi berhubungan erat dengan ilmu evolusi. Tapi sampai sekarang, ilmu tentang evolusi banyak sekali terdapat pro dan kontra, banyak yang setuju dengan ilmu ini, tetapi lebih banyak yang menolaknya. Tapi dalam hal ini, paleontology sangat berkaitan dengan evolusi, bahkan sangat menunjang, untuk membuktikan kebenarannya.
Cara kerja paleontologi adalah mengungkapnya tentang fosil-fosil yang ada dibumi. Bukti dari paleontologi yang menguatkan tentang evolusi adalah fosil-fosil yang menunjukkan bahwa kehidupan di masa lalu berbeda bentuknya dengan kehidupan masa sekarang dan evolusi kuda, karena Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jejak kehidupan zaman purba, maka fosil merupakan bukti yang kuat dari ilmu paleontologi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

o http://wapedia.mobi/id/Pengenalan_evolusi
o http://paleontologi3b.blogspot.com/2009/12/pengertian-paleontologi_07.html?zx=e97d5a6664e66815
o http://blog.re.or.id/asal-usul-burung-dan-mamalia-keruntuan-teori-evolusi-vi.htm
o http://christiyoda.blogspot.com/2010/10/paleontologi.html
o http://wapedia.mobi/id/Paleontologi
o http://weiminhan.wordpress.com/2010/10/12/dari-apungan-benua-sampai-arus-konveksi/
o http://www.koleksiweb.com/iptek/kontroversi-teori-evolusi-manusia.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments