Manfaat Buah Rambutan

Hmmmmmmm.... ternyata tanaman disekitar kita banyak manfaat ya....
salah satu tanaman yang buahnya dapat dimanfaat oleh kita misalnya rambutan....



Tanaman dataran rendah ini ditanam sebagai pohon buah. Tingginya bisa mencapai sekitar 15-25 m dan memiliki banyak cabang. Daunnya majemuk menyirip dengan letak yang berseling. Bunga yang berwarna hijau muda, tersusun pada tandan di ujung ranting dan berbau harum.

Bentuk buah bulat lonjong, dengan duri bengkok menempel. Kulit buah berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah jika buah sudah masak. Semenatra biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan, banyak mengandung air dan dapat dimakan. Rasa buah pun bervariasi dari masam hingga manis.

Kandungan :

Buah pada tanaman tropis ini mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kandungan tanin dan saponin terdapat pada bagian kulit buah dan daun. Sementara bijinya mengandung lemak dan polifenol.

Khasiat :

Rambutan yang memerlukan iklim lembab untuk tumbuh ini, memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Kulit buah dari tanaman ini dapat digunakan sebagai penurun panas dan obat disentri. Daunnya dapat menyembuhkan diare dan menghitamkan rambut. Sedangkan biji buah berkhasiat menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik).

Pengobatan :

* Kencing manis
Sediakan 5 (lima) biji rambutan lalu gongseng dan giling sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin, minum airnya sekaligus 1--2 kali sehari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Kingdom Plantae

A.    Ciri-Ciri Kingdom Plantae
No    Ciri-Ciri Kingdom Plantae
1    Memiliki sel eukariotik
2    Terdiri atas banyak sel (multiseluler)
3    Memiliki dinding sel
4    Memiliki klorofil
5    Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk pati (amilum)
6    Mengalami pergiliran keturunan

B.    Anggota Kingdom Planatae
Menurut Campbell (1998:550) tumbuhan dapat dibagi menjadi tumbuhan berpembuluh, tumbuhan berpembuluh tidak berbiji, dan tumbuhan berpembuluh berbiji.
1.    Tumbuhan Tidak Berpembuluh
Tumbuhan tidak berpembuluh merupakan tumbuhan yang belum memiliki jaringan pembuluh untuk mengangkut air, mineral, dan zat makanan. Oleh sebab itu pengangkutan air berlangsung lambat dengan cara difusi dan aliran sitoplasma.
Dalam siklus hidupnya tumbuhan ini mengalami pergiliran keturunan anata gamatofit (haploid) dan sporofit (diploid). Gametangia betina disebut arkegonium yang hanya membentuk satu sel telur. Gametangia jantan disebut anteridium yang banyak menghantarkan sperma berflagel. Dalam proses fertilisasi Bryophyta membutuhkan air karena sperma untuk mencapai sel telur berenang dalam air. Fertilisasi dan perkembangan zigot menjadi embrio berlangsung di arkegonium.
Tumbuhan tidak berpembluh terdiri atas tiga divisi, yaitu Bryophyta, Hepatophyta, dan Anthocerophyta.
a.    Divisi Bryophyta (Lumut Daun)
Lumut ini mempunyai struktur tubuh yang terdiri atas akar (rizoid) dan bagian yang menyerupai struktur seperti daun (filoid). Dalam siklus hidupnya lumut daun memiliki generasi gametofit (n) hidup bersama dengan sporofit (2n). gametofit lebih dominan dari sporofit. Perhatikan Gambar 1.
Contoh jenis lumut yang termasuk Bryophyta adalah Polytrichum dan Sphagnum.

b.    Divisi Hepatophyta (Lumut Hati)
Lumut hati terdiri atas talus yang berlobus seperti hati manusia atau hati hewan. Siklus hidup sama dengan Bryophyta. Sporangium menghasilkan spora yang memiliki pita yang bergelung yang disebut elater berfungsi menyebarkan spora ke tempat yang lebih jauh. Hepatophyta dapat juga berkembang biak secara aseksual yaitu individu baru muncul dari sekelompok sel yang disebut gemma cups (cawan gema). Lihat Gambar 2. Contoh: Marchantia polymorpha.

c.    Divisi Anthocerophyta (Lumut Tanduk)
Lumut yang termasuk divisi ini bentuknya menyerupai lumut hati, tetapi ukuran kapsul memanjang seperti tanduk. Contoh: Anthoceros sp.

2.    Tumbuhan Berpembuluh
Tumbuhan berpembuluh disebut juga  Tracheophyta (tumbuhan berikatan pembuluh). Tumbuhan berpembuluh di kelompokkan menjadi tumbuhan tidak berbiji dan tumbuhan berbiji.
a.    Tumbuhan Berpembuluh Tidak Berbiji
Tumbuhan yang tergolong kedalam jenis tumbuhan ini meliputi semua jenis tumbuhan paku. Tumbuhan paku hidup berkelompok di hutan, menempel pada kayu (epifit), atau di kebun. Tumbuhan ini berlimpah di daerah tropic dan banyak pula ditemukan di daerah beriklim sedang.
Tumbuhan paku memiliki struktur tubuh yang khusus, yaitu telah memiliki akar, batang dan daun. Dengan telah dapat dibedakan mana bagian akar, batang dan adaun, oleh karena itu tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus (cormophyta).
Dalam siklus tumbuhan paku terdapat generasi gametofit dan  generasi sporofit. Selain itu, pada tumbuhan paku juga terjadi pergiliran keturunan anatara fase seksual dan fase aseksual yang dinamakan metagenesis. Lihat Gambar 3.

Gambar 3. Siklus hidup tumbuhan paku

Berdasarkan spora yang dihasilakan tumbuhan paku dapat dikelompokan menjadi paku homospora (isopora), paku heterospora, paku peralihan.
No    Letak Perbedaan    Homospora / Isopora    Heterospora    Peralihan
1    Spora    Sama ukuran dan jenisnya    Berbeda ukuran dan berdeda jenisnya.
Spora berukuran besar (Makrospora / Megaspora), spora berukuraan kecil
(mikrospora)
    Ukuran dan bentuknya sama, tetapi jenisnya berbeda
2    Prothalium    Anteridia dan arkegonia    Makrospora menghasilkan arkegonia, mikrospora menghasilkan ateridia
    Anteridia / arkegonia saja

3    Contoh    Nephrolepis, Lycopodium, Drymoglossum    Selaginella, salvinia, Marsilea
    Equisetum


Perbedaan daur hidup paku homospora dan paku heterospora, perhatikan Gambar 4.














(a)    Daur hidup paku homospora












(b) Daur hidup paku heterospora

Klasifikasi
a)    Divisi Psilophyta
Genus yang dominan dari divisi ini adalah Psilotum. Anggota dari divisi ini belum memiliki akar dan daun sejati. Struktur akarnya berupa rizoma. Sporangium tumuh di ketiak daun. Divisi ini merupakan divisi yang paling primitive dari timbuhan berpembuluh tidak berbiji.
b)    Divisi Lycophyta
Genus yang dominan dari divi ini adalah Lycopodium, dan Selaginella. Lycopodium merupakan tumbuhan tropik dan hidup menempel dipohon, banyak hidup di hutan-hutan. Sporofitnya khusus untuk reproduksi.selaginella yang dikenal dengan paku rame atau paku lumt, bersifat heterospora. Spora yang dihasilkan ukurannya berbeda, yang kecil bersifat jantan dan yag berukuran besar bersifat betina.
c)    Divisi Sphenophyta
Peku ekor koda tumbuh ditempat lembab / ditepi sungai. Spora yang dihasilkan bersifat homosopra. Paki ini merupakan tumbuhan berumah dua, artinya anteridium dan arkegonium berada pada tubuh tanaman yang berbeda. Contohnya: Equisetum.
d)    Divisi Pterophyta
Paku yang tergolong divisi ini mencapai 6.000 spesies. Paku sejati sering juga disebut paku modern karena memiliki daun dengan urat daun yang jelas dan kompleks. Penampakan paku ini seperti tumbuhan penghasil biji. Daun muda pada divisi ini umumnya menggulung. Contoh: Azolla piƱata.

b.    Tumbuhan Berpembuluh Berbiji
Ciri Khas tumbuhan ini adalah memiliki biji. Dalam biji terdapat embrio yang berkutub dua (bipolar). Dari kutub bagian atas tumbuh batang dan daun, sedangkan dari kutub bagian bawah tumbuh akar.
Tumbuhan bebiji terdiri atas dua kelompok, yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Pengelompokkan ini berdasarkan kondisi bii yang terbuka atau tertutup oleh karpelum (daging buah).
1)    Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
2)    Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
C.    Peranan Kingdom Plantae Bagi Kehidupan
-    Peranan kingdom planate yang sangat penting bagi kehidupan adalah tumbuh-tumbuhan merupakan penyedia oksigen di bumi ini.
-    Lumut yang hidup di permukaan tanah akan menutupi tanah dan berfungsi mengurangi evaporasi serta melindgungi permukaan tanah dari curah hujan.
-    Lumut dapat digunakan sebagai pupuk, karena lumut terdiri atas zat organik dan mineral.
-    Lumut yang terakomodasi akan meningkatkan kandungan hara dalam tanah sehingga tanah menjadi subur.
-    Tumbuhan paku dapat dijadikan sebagai tanaman hias (contoh: Suplir (Adiantum sp.)), bahan obat-obatan (contoh: Lycopodium clavatum  dan Drycopteris filix max, bahan makanan (contoh: semanggi (Marsilea crenata)), dan bahan pupuk (contoh: Azzola pinnata bersimbiosis dengan Anabaena azollae).
-    Tumbuhan berpembuluh berbiji ada yang bermanfaat sebagai:
    Karbohidrat: padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), gandum (Triticum sativum)
    Protein: kedelai (Glycine max), kacang hijau (Phaseolus radiatus)
    Lemak: kelapa (Cocos nucifera),  kelapa sawit (Elaesis guineensisi), kacang tanah (Arachis hypogea), wijen (Sesasum indicum), dll.
    Vitamin dan mineral dari sayur-sayuran: kubis (Brassica oleracea), tomat (Solanum lycopersicum), buncis (Phaseolus vulgaris), kapri (Pisum sativum), dll.
    Buah-buahan: papaya (Carica papaya), mangga (Mangifera indica), jambu biji dan jenis jabu lainnya (Psidu dan Eugenia sp.), berjenis jeruk-jerukan (Citrus sp.), dll.
    Bahan sandang: kapas (Gossypium sp.), rami (Boehmeria sp.), dll.
    Bahan-bahan: kopi (Coffea sp.), teh (Camellia sp.), coklat (Theobroma cocoa), tembakau (Nicotiana tabacum), dll.
     Bahan obat-obatan: kina (Chincona sp.), minyak kayu putih (Melalueca dan Eucalyptus), jahe (zingiber sp.), dll.
    Bahan bangunan: jati (Tectona grandis), sana keling (Dalbergia latifolia), mahoni (Swetina mahagoni), meranti (Shore sp.), jeunjing (Albizzia sp.), dll.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Selain tujuan, masih ada komponen-komponen perencanaan pembelajaran yang lainnya yang dapat mendukung perencanaan pembelajaran dengan baik. Komponen-komponen selain tujuan adalah isi (materi pembelajaran), kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar), media dan sumber belajar, dan evaluasi.
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan rencana pembelajaran secara jelas dan tegas. Oleh karena itu, melalui tulisan yang sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa saja komponen-komponen yang ada dalam perencanaan pembelajaran. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dalam merencanakan suatu pembelajaran dapat direncanakan secara baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan berdasarkan undang-undang.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari perencanaan pembelajaran?
2. Apa saja yang terdapat dalam komponen-komponen perencanaan pembelajaran?



C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Adapun tujuan da manfaat dari pembahasan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari perencanaan pembelajaran; dan
2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran.

D. Sitematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriftif analitik, yakni dengan menjelaskan atau memaparkan masalah berdasarkan referensi yang diambil dari berbagai referensi yang berhubungan dengan tema pembahasan. Selanjutya dianalisis, dan di tanggapi dengan membandingkan melalui referensi lain dan pendapat kelompok.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.
Roger A. Kaufman (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai
Sebuah Rencana Belajar adalah suatu dokumen yang (mungkin interaktif atau on-line dokumen) yang digunakan untuk merencanakan pembelajaran, biasanya selama jangka waktu. Setiap entitas dapat memiliki rencana pembelajaran. Mereka sering digunakan oleh individu untuk merencanakan dan mengatur pembelajaran mereka sendiri, tetapi mereka juga dapat digunakan oleh tim, masyarakat praktik atau organisasi. Rencana tingkat organisasi dapat agregat dari rencana individu atau dapat menambah informasi tentang kebutuhan belajar yang muncul dari keseluruhan organisasi.
Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim, 1993).
Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai.

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran
Menurut Masitoh dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (2005), bahwa komponen-komponen perencanaan pembelajaran diantaranya terdiri dari: (1) tujuan pembelajaran; (2) isi (materi pembelajaran); (3) kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar); (4) media dan sumber belajar; dan (5) evaluasi. Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran (2008), mengatakan bahwa komponen pembelajaran itu terdiri atas tujuan pembelajaran, materi pelajarab, kegiatan belajar megajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi. Yang membedakan antara komponen yang dikemukakan oleh keduanya adalah ada tidaknya metode pembelajaran didalam komponen-komponen perancanaan pembelajaran.
Dibawah ini akan dibahas mengenai komponen-komponen perencanaan pembelajaran diatas.
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Menurut Robert Mager (1996) “jika kita tidak memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan apa yang harus dicapai oleh anak, maka kita tidak akan dapat membuat perencanaan yang baik untuknya”. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan pembelajaran dapat dijabarkan dari tujuan-tujuan diatasnya. Yaitu sumbernya tujuan pendidikan, tujuan lembaga contohnya tujuan taman kanak-kanak, tujuan bidang pengembangan, tujuan umum yang kemudian dijabarkan kedalam tujuan yang lebih khusus yang biasa dikenal dengan TIK (Tujuan Instruksional Khusus). Tujuan pembelajaran khusus biasabya dirumuskan oleh guru. Karena tujuan khusus ini dirumuskan oleh guru maka guru harus memahami bagaimana cara merumuskan kemampuan atau tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan khusus harus menggunakan kata kerja yang operasional, dapat diukur dan harus dapat diamati.

2. Isi (Materi Pembelajaran)
Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang peting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai, misalnya berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya.
Nana Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya :
 Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
 Materi pelajaran yang di tulis dalam perencanaan pembelajaran terbatas pada konsep saja atau berbantuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci;
 Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan;
 Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas);
 Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudak menuju yang sulit, dari yang konkret menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya; dan
 Sifat materi pelajaran, ada yang factual dan ada yang konseptual.

3. Kegiatan Pembelajaran
Dalam merancang kegiatan pembelajaran guru harus mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh setiap anak dan bagaimana anak mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran menggambarkan proyeksi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan apa yang dilakukan guru dalam memfasilitasi belajar anak.
Dalam merancang kegiatan belajar, kegiatan harus dirumuskan secara jelas dan rinci. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar dapat dicermati sebagai berikut.
a. Kegitan harus berorientasi pada tujuan.
b. Kemampuan yang harus dicapai anak adalah melalui praktik langsung.
c. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan.
d. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kegiatan yang integrated yang berpusat pada tema.
e. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pendidikan.
f. Kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik.
g. Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan kegiatan yang menyenangkan.
h. Walaupun penetapan kegiatan berorientasi pada siswa, kegiatan harus memungkinkan bagaimana guru dapat membantu siswa belajar.

4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode anatara lain: tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas, dan guru.
Adapun macam-macam metode yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu:
a) Metode Ceramah;
b) Metode Tanya Jawab;
c) Metode Diskusi;
d) Metode Demonstrasi;
e) Metode Kisah/Cerita;
f) Metode Simulasi. Adapun bentuk-bentuk simulasi anatara lain: peer teaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game, dan role playing;
g) Metode Karya Wisata;
h) Metode Tutorial;
i) Metode Suri Teladan;
j) Pengajaran Tim (Team Teaching);
k) Metode Praktek;
l) Metode Kerja Kelompok;
m) Metode Penugasan; dan
n) Brain Storming.

5. Media dan Sumber Belajar
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercifta lingkungan yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif (Yudhi Munadi,2008 :8)
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat di mana materi sumber belajar terdapat. Menurut Nasution (2000) sumber belajar dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa. Pemanfaatan sumber belajar tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang di pergunakan dalam proses pembelajaran, melainkan juga tenaga, biaya, dan fasilitas.
Sumber belajar dapat di bedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber belajar yang di rencanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah di kembangkan sebagai komponen system pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar karena di manfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus di desain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat di temukan, di aplikasikan, dan di gunakan untuk keperluan belajar.
Media dan sumber belajar merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Media dan sumber belajar yang dipilih harus sesuai dengan kegiatan dan dapat memberikan pengalaman yang cocok bagi siswa. Guru juga harus memutuskan bagaimana media dan sumber belajar tersebut di sediakan dan bagaimana kegiatan di organisasikan.
Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah sejauh mana sumber-sumber belajar dapat memberi dukungan terhadap proses belajar siswa. Pemilihan media dan sumber belajar harus mempertimbangkan karakteristik perkembangan dan karakteristik belajar anak. Untuk kelas-kelas yang berpusat pada anak media sudah di tata dalam setiap area. Dengan media dan sumber belajar anak dapat melakukan ekplorasi, observasi dan memungkinkan anak dapat meliatkan seluruh inderanya seperti melihat, menyentuh, meraba, mencium dan merasakan.

6. Evaluasi
Menurut M Sobby Sutikno (2007 :40) evalusi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut Masitoh,dkk (2005 :47) evaluasi adalah suatu proses memilih mengumpulkan dan menafsirkan informasi utuk membuat keputusan. Dalam perencanaan pembelajaran evaluasi dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang sudah di tetapkan dapat tercapai.
Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Untuk melakukan evaluasi diperlukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat umum evaluasi yaitu:
a. Validitas;
b. Realiabilitas;
c. Objektivitas;
d. Efisiensi; dan
e. Kegunaan / kepraktisan.
Selain syarat-syarat umum evaluasi diatas, dalam evaluasi juga terdapat teknik-tekniknya. Pada umumnya, teknik evaluasi ada dua macam, yaitu dengan menggunakan tes dan non-tes (M. Sobry Sutikno,2008:118-)
a) Tes
 Ditinjau dari pengukurannya, secara umum tes dibagi menjadu dua, yaitu: (1) Tes kepribadian; dan (2) Tes hasil belajar.
 Ditinjau dari fungsinya tes dibagi atas empat jenis, yaitu tes penempatan, tes formatif, tes diagnostik, dan tes sumatif.
 Ditinjau dari bentuknya, tes dibagi atas tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

b) Non-Tes
Yang termasuk teknik nontes, seperti: observasi, wawancara, skala sikap, angket, chek list, dan ranting scale.

BAB III
SIMPULAN

Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai. untuk melaksanakan perencanaan pembelajaran itu harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan sesuai dengan komponen-komponen perencanaan.
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran tersebut itu diantaranya terdiri dari:
1. Tujuan Pembelajaran; Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar.
2. Isi (materi pembelajaran); Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai.
3. Kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar); Dalam merancang kegiatan pembelajaran guru harus mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh setiap anak dan bagaimana anak mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran menggambarkan proyeksi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan apa yang dilakukan guru dalam memfasilitasi belajar anak.
4. Metode; Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Media dan sumber belajar; Pemilihan media dan sumber belajar harus mempertimbangkan karakteristik perkembangan dan karakteristik belajar anak. Untuk kelas-kelas yang berpusat pada anak media sudah di tata dalam setiap area. Dengan media dan sumber belajar anak dapat melakukan ekplorasi, observasi dan memungkinkan anak dapat meliatkan seluruh inderanya seperti melihat, menyentuh, meraba, mencium dan merasakan.
6. Evaluasi; evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.

DAFTAR PUSATAKA

B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Masitoh, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Univrsitas Terbuka.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Perss.
Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
------------------. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.


SITUS WEB
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/08/30/tujuan-pembelajaran-sebagai-komponen-penting-dalam-pembelajaran/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

AVES

Nama kelas “Aves” berasal dari bahasa Latin yang berarti burung. Ilmu yang mempelajari burung Ornithologi yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ornis”. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.

2.1 Karakteritik Aves
Hewan aves memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Tubuh ditutupi bulu.
b. Memiliki dua pasang anggota tubuh; dua anggota tubuh depan di modifikasi menjadi sayap yang digunakan untuk terbang; dua anggota tubuh belakang di modifikasi untuk berjalan, bertengger, atau berenang; setiap kaki dilengkapi dengan empat jari; kaki dan jari ditutupi kulit yang mengalami kornifikasi.
c. Skeleton tersusun atas tulang sejati; mulut dilengkapi paruh dengan zat tanduk; tidak memiliki gigi (kecuali unggas yang sudah punah); tengkorak dengan satu lobus occipital; leher sangat fleksibel; pelvis menglami fusi dengan beberapa vertebrata dan terbuka ke bagian ventral; sternum membesar; vertebrata ekor pendek dan mengecil kearah posterior.
d. Jantung terdiri dari empat ruangan (2 serambi dan 2 bilik terpisah sempurna); hanya terdapat aorta kanan; sel darah merah berbentuk oval bikonveks dan memiliki nukleus.
e. Respirasi menggunakan paru-paru yang melekat ke rusuk dan dilengkapi dengan kantung udara tipis yang memanjang di antara organ internal; kotak suara (siring) terdapat di bagian trakea.
f. Ekskret semi solid; pada yang betina hanya terdapat ovarium dan oviduct kanan.
g. Memiliki 12 pasang saraf cranial.
h. Fertilisasi secara internal; telur mengandung kuning telur yang besar, diselubungi cangkag yang membran embrionik (amnion, chorion, yolk sacus dan allantois); anak yang baru menetas dipelihara induknya.

Aves menunjukan kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-kelas hewan yang mendahului dalam hal ini:
1. Tubuh memiliki penutup yang bersifat isolasi.
2. Darah vena dan darah arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi pada jantung.
3. Pengaturan suhu tubuh.
4. Rata-rata metabolismenya tinggi.
5. Kemampuan untuk terbang.
6. Suaranya berkembang dengan baik.
7. Menjaga anaknya secara khusus.
Hal-hal tersebut diatas menunjukkan kedudukan lebih tinggi dari pada reptilian. Sedangkan dengan mamalia berada dalam tipe penutup tubuh, kemampuan untuk terbang dan hal reproduksi.

2.2 Struktur dan Fungsi dari Aves
A. Ukuran
Burung unta merupakan burung terbesar yang masih hidup. Dengan ketinggian hingga 2,5 meter (8 kaki), dan dan berat 120 kilogram. Burung unta mempunyai leher yang panjang dan mampu berlari sampai 65 km/jam. Burung ini tidak dapat terbang. Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu, paruhnya tidak bergigi dan lancip. Burung unta berasal dari sabana dan bagian gurun Afrika di utara dan selatan zona hutan khatulistiwa. Spesies yang terdapat di Timur Tengah, yakni S. c. syriacus, telah lenyap.
Burung terkecil di dunia yaitu burung kolobri lebah (Mellisuga helenae) lebih mirip serangga. Sebenranya, hanya burung jantan yang panjangnya kurang dari 5 cm. Burung betina lebih panjang sekitar seperenam inci (sekitar 0,6 cm). Keduanya berbobot kira-kira dua gram, Meskipun burung kolibri bukan termasuk jenis yang terancam punah. Tetapi ia bukannya tak terancam dan kini jarang terlihat. Bila terbang, sayapnya mengepak sebanyak 80 kali perdetik. Burung-burung itu biasanya bertempat tinggal di puncak-puncak pohon setinggi 100 kaki (sekitar 30 meter) di hutan-hutan di Kuba dan membangun sarang yang terbuat dari benang laba-laba sebesar tak lebih dari cangkir anak-anak. Seperti kebanyakan burung, makanan utama mereka adalah nektar amat manis yang didapat dari leher bunga-bungaan hutan. Mereka juga menyantap serangga dan laba-laba kecil sebagai makanan tambahan. Burung-burung mungil ini amat independen, kawin hanya selama beberapa detik untuk kemudian masing-masing kembali ke keadaan mereka yang menyendiri.


(a) Struthio camelus (b) Mellisuga helenae
Gambar 1. Burung terbesar dan trekecil di dunia

B. Penutup Tubuh
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Warna bulu pada burung bermacam-macam. Warna bulu tersebut ada yang disebabkan oleh pigmen yang terdapat di dalam bulu, tetapi ada pula yang disebabkan difraksi cahaya oleh substansi tanduk dari bulu. Penggantian bulu dari burung-burung yang biasa hidup di daerah empat musim (ada musim dinginnya) berlangsung menurut musim; tetapi pada burung-burung di daerah panas, terjadi secara berangsur-angsur (gradual). Bulu baru yang mengganti bulu lama, tumbuh dari matriks pada dasar folikel bulu.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
• Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
• Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
• Plumae, Bulu yang sempurna.
• Barbae
• Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

Gambar 2. Struktur bulu
Susunan plumae terdiri dari :
1. Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2. Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3. Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan
4. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.

Gambar 3. Struktur Bulu Burung
(sumber: Harunyahya.com)
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
• Tectrices, bulu yang menutupi badan.
• Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
• Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
• remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
• Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
• Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
• Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
• Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman.

Gambar 4. Burung Hantu
(Sumber: http://en.wikipedia.org)
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft yang memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung Caprimulgids dan burung penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003). Bristle yang menutupi lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids membantu mendeteksi posisi sarang, tempat bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan reseptor didekat folikel bulu (Sukiya, 2003).
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Sukiya, 2003).

C. Sayap, Paruh dan Kaki
Bentuk bagian tubuh hewan tidak sama. Apabila kita teliti ternyata benuk sayap, paruh dan kaki burung berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Sayap
Sayap burung merupakan airfoil yang menggambarkan prinsip aerodinamika yang sama seperti sayap pesawat terbang. Beberapa burung, seperti burung rajawali dan elang, memiliki sayap yang diadaptasikan untuk meluncur hanya dengan bantuan aliran udara maupun tiupan angin dan hanya sekali mengepakkan sayapnya; burung lain, termasuk kolibri, harus mengepakkan sayapnya terus menerus untuk memperthankan dirinya tetap melayang di udara.


Gambar 5. Bentuk Sayap Burung

Paruh dan Kaki
Bentuk paruh dan kaki burung berbeda-beda. Hal ini karena adanya penyesuaian diri. Paruh pada burung ditutupi zat tanduk, bentuk paruh disesuaikan dengan jenis makanan. Lidah pada beberapa jenis burung dapat dijulurkan seperti pada burung madu. Paruh burung berfungsi untuk:
- Mendapatkan makanan;
- Mengelus/membersihkan bulu;
- Membangun sarang; dan
- Pertahanan.

Gambar 6. Adaptasi paruh dan kaki


Gambar 7. Paruh burung pelatuk

Paruh pada burung pelatuk sangat kuat. Perhatikan gambar 7, Pada gerakan paruh atas burung pelatuk, ketika paruh mematuk pohon, burung ini mengalami guncangan hebat. Namun, ada dua cara yang diciptakan untuk meredam guncangan ini. Pertama adalah jaringan penghubung lunak berongga di bawah tengkorak dan paruh, yang secara tajam mengurangi guncangan tersebut. Kedua adalah lidah burung pelatuk. Lidah ini berputar di dalam tengkorak untuk menempel pada puncak kepala burung pelatuk. Aturan otot lidah ini agak mirip dengan kain gendongan dan dapat mengurangi guncangan tiap patukan paruh ke pohon. Oleh karena itu, guncangan ini (yang diredam oleh jaringan lunak) hampir berkurang hingga tak ada sama sekali.

D. Skeleton
Seluruh burung yang dapat terbang dilengkapi dengan tulang dada yang sangat kuat (sternum) yang memiliki lempengan datar yang lebar, yang disebut lunas, sebagai sambungan otot-otot terbang. Karena burung dirancang untuk tujuan terbang, tulang-tulang mereka berongga dan terbungkus otot-otot.
Tulang cranium pada anak unggas masih terpisah, yang kemudian bersatu setelah dewas. Rongga otak berbentuk bulat, dengan rongga besar orbit tempat terdapatnya mata dan rahang (premaxilla, maxilla, dan mandibula) menjorok kedepan membentuk paruh.

Gambar 8. Skeleton Unggas

Leher terdiri dari sekitar 16 ruas vertebra service. Vertebra tubuh tersusun sangat rapat; vertebra toraks ada yang berhubungan dengan tulang rusuk kea rah lateral, yang lainnya berfusi membentuk synsacrum dan menjadi tempat meletaknya pelvis. Tidak ada daerah lumbar. Vertebra ekor terdiri dari 4 ruas yang bebas dan 5-6 ruas lainnya bersatu membentuk pygostyle, yang membantu pergerakan bulu ekor.
Skeleton bagian toraks terdiri dari: (1) vertebra dibagian dorsal; (2) rusuk pipih dibagian lateral; dan (3) sternum di bagian ventral. Setiap rusuk toraks terhubung ke vertebra di satu sisi, dan sternum di sisi lainnya. Sedangkan tulang dibagian pectoral terdiri dari: (1) tulang bahu (scapula) yang terletak parallel dengan vertebra dan diatas rusuk; (2) coracoids yang terdapat diantara scapula dan sternum; dan (3) clavicula yang menggantung vertical dari scapula. Dua tulang clavicula bersatu dibagain tengah membentuk huruf V dan disebut furcula.
Setiap anggota tubuh bagian depan melekat ke bagian dorsal, tulang humerus melekat pada coracoids. Anggota tubuh depan terdiri dari radius dan ulna. Tulang ulna mengalami modifikasi agar cukup kuat untuk terbang. Terdapat 2 tulang carpal dan 3 digiti, 1 tulang carpal lainnya berfusi dengan 3 metacarpal dan membentuk carmometacarpus. Sayap sekunder berada pada daerah radius dan ulna, dan sayap tersier pada bagian humerus. Pada bagian pelvic terdapat ilium di bagian anterior, ischium di bagian posterior, dan pubis di bagain ventral. Ketiganya bersatu pada bagian yang disebut acetabulum. Setiap kaki terdiri dari: (1) tulang femur; (2) tibiotarsus yang panjang; (3) tarsoetatarsus; (4) tulang lutut / patella; dan (5) empat jari, tiga jari didepan dan 1 jari di belakang.

E. Sistem Musculus (Otot)
Pada aves dan mamlia otot dagig extermitas berkembang menjadi besar, hal ini berhubungan dengan aktivitas gerak yang cepat. Gerak sayap pada wakru terbang dilakukan oleh musculus pectoralis yang terdapat pada dada, berupa otot daging putih. Musculus pectoralis dibedakan atas: musculus pectoralis mayor yang terletak di sebelah luar, dan musculus pectoralis minor yang terletak sebelah dalam.kedua ujung otot pada dada terikat di carina atau sterni, sedangkan ujung lain terikat pada kepala humerus dari ayap di sebelah ventro lateral. Kontarksi otot yang bergantian menyebabkan sayap bergerak ke atas ke bawah sehingga burung dapat terbang. Otot daging dari femur (extermitas posterior) pada prinsipnya untuk lari dan menangkap. Otot daging pada kaki bawah dan telapak kaki sedikit, sebagai penyesuaian menghindari banyaknya panas tubuh yang hilang pada bagian ini yang tidak berbulu. Jari dapat digerakkan dengan bantuan tendon yang terhubung ke otot yang terdapat pada bagian atas kaki.


Gambar 9. Diagram otot daging pectoralis

F. Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) Paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2) Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
3) Faring: berupa saluran pendek,
4) Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
5) Lambung terdiri atas:
• Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
• Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
6) Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Mulut Kerongkongan Esophagus (tembolok) Lambung kelenjar Lambung pengunyah Usus halus Usus besar kloaka


Gambar 10. Sistem pencernaan aves

Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.


Gambar 11. Kelenjar pencernaan Aves

G. Sitem Circulatoria (Sirkulasi)
Alat-alat transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran darah tertutup dan ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.


Gambar 12. Sistem Sirkulasi Aves

Pemisahan aliran darah merupakan faktor penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Sinus venosus mengalirkan darah ke serambi kanan. Darah yang berasal dari 2 vena precava dan 1 vena postcava, memasuki serambi kanan, kebilik kanan dan selanjutnya melalui arteri pulmonary menuju kapiler di paru-paru untuk memperoleh oksigen. Kemudian darah mengalir melalui vena pulmonary menuju serambi kiri, lalu bilik kiri dilanjutkan ke pembuluh aorta kanan. Aorta kanan bercabang menjadi 2 arteri, masing-masing bercabang lagi menjadi 3, yaitu carodit menuju kepala dan leher, brachial menuju sayap, dan petoral menuju otot dada. Pembuluh aorta lainnya memanjang di bagian dorsal dan posterior, membentuk aorta dorsal yang mengalirkan darah ke organ internal dan bagian tubuh lainya.
Pembuluh darah vena dibedakan atas:
1. Yang masuk kedalam atrium dextrum yaitu vena cava superior terdiri atas vena cava superior sinistrum dan vena cava superior dextrum. Masing-masing vena cava tersebut menerima darah dari: vena cava juguralis dari daerah kepala, vena subclavia dari anggota muka, vena pectoralis dari musculus vektoralis, vena cava inferior, yang membawa darah dari bagian bawah tubuh.
2. Yang masuk kedalam atrium sinistrum yaitu dua buah vena pulmonalis yang dating dari pulmo kanan dan kiri.
Sistem portae hanya satu macam yaitu sistem hepatis. Erythrocyte berbentuk oval dan masih bernucleus.

H. Sitem Respirasi
Pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut:
Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung.
Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap. Kantung udara terdapat pada:
a. Pangkal leher (servikal)
b. Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
c. Antar tulang selangka (korakoid)
d. Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
e. Rongga perut (saccus abdominalis)
f. Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantung udara:
a. Membantu pernafasan terutama saat terbang.
b. Menyimpan cadangan udara (oksigen).
c. Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang.
d. Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
Inspirasi: udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi: otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar.
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang :
Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.


Gambar 14. Sistem respirasi Aves

I. Sitem Ekskresi
Alat ekskresi berupa ren yang relative besar, berwarna merah coklat, tertutup oleh peritoneum (retroperitorial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren sebelah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke caudal dan berakhir pada kloaka. Darah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtarasi. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini.

J. Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovivar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh (inernal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dan ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferansia sejajar dengan ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina.
Pada heawan betina, sistem genitalia burung betina terdiri atas:
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.


Gamabr 15. Sistem reproduksi pada Aves Jantan dan Aves betina

Proses festilisasi pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

Gamabr 16. Bagian-bagian telur Aves Gambar 17. Sarang burung

Fungsi bagian-bagian telur aves :
 Titik embrio : bagian yang akan berkembang menjandi embrio
 Kuning telur : cadangan makanan embrio
 Kalaza : menjaga goncangan embrio
 Putih telur : menjaga embrio dari goncangan
 Rongga udara : cadangan oksigen bagi embrio
Anak-anak ayam, bebek, dan burung-burung panatai bersifat precocial, yaitu setelah ditetaskan anak burung ditutupi oleh bulu-bulu halus dan langsung dapat berjalan atau berlari. Burung-burung penyanyi, pelatuk, merpati, anak-anaknya bersifat altrical, yaitu setelah ditetaskan belum tumbuh bulu-bulu dan masih harus dibantu, dipelihara, dan diberi makan. Anak-anak burung yang bersifat altricial membutuhkan ± 1 minggu setelah menetas untuk meninggalkan sarang. Semua anak-anak burung memerlukan pemeliharaan setelah ditetaskan yang berupa pemberian makan, penjagaan, atau perlindungan dari sinar matahari dan hujan.


Gambar 18. Sifat anak burung setelah ditetaskan

K. Sistem Nervorum
Encephalon (otak) secara relatif lebih besar bila dibandingkan dengan reptilian. Otak dibagi atas tiga bagian yang pokok yakni:
a) Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas:
- Telencephalon (bagian temuka)
- Diencephalon (bagian belakangnya)
b) Mesencephalon (bagian tengah)
c) Rhombencephalon, terdiri atas:
- Metencephalon (bagian atas)
- Myencephalon (bagian bawah)
Selanjutnya bila ditinjau dari facies dorsalis akan tampak bagian-bagian:
1. Lobi olfactorii yang terdapat di bagian terkemuka. Kedua lobi kanan kiri bersatu ditegah. Dibagian anterior lobus ini akan keluar nervus olfactorius yang menuju ke organ/alat pembau. Lobi ini termasuk telencephalon.
2. Hemisphaerium cerebri yang terdiri atas dua buah yang berbentuk ovaid kedua bagian ini berhubungan dengan perantara comissura anterior. Hemisphaerium termasuk Diencephalon.
3. Mesencephalon yang sering disebut lobus opticus yang terdiri atas dua bagian.
4. Cerebellum (otak kecil), secara embional disebut metencephalon. Bagian ini memanjang transversal sempit, terletak dibelakang mesencephalon.
5. Medulla oblongata, yang secara embironal disebut metencephalon. Terdapat disebelah belakang cerebellum. Bagian ini ditutupi oleh selaput yang penuh dengan pembuluh-pembuluh darah.

Ditinjau dari facies ventralis akan tampak bagian-bagian berikut:
1. Lobus olfactorius
2. Haemespherium cerebri
3. Chiasma nervi optici, yaitu suatu persilangan pada diencephalon yang dibentuk oleh persilangan nervus opticus dari kanan-kiri.
4. Tuber cinerum, merupakan tonjolan di tengah-tengah dibelakang chiasma.
5. Infundibilum, yang terdapat diatas tuber cinerum dibelakang nervi optici. Bagian ini merupakan rangkai dari pada hypophysa.
6. Hypophysa, melekat pada ujung infundibulum, merupakan coordinator dari kelenjar-kelenjar endocrin lainnya.
7. Crura cerebri, merupakan tonjolan kanan-kiri dari tuber cinerum, terletak pada dasar lobus opticus. Bagian ini merupakan penghubung antara haemisphaerium dengan medulla oblongata.
8. Medulla oblongata, merupakan penghubung antara envephalon dengan medulla spinalis.
9. Medulla spinalis (sumsum tulang belakang), terdapat di sepanjang gelang-gelang atau archus nueralis dari vertebrate. Sebagai akhir berupa benang yang disebut filum terminalis. Encephalon dan medulla spinalis sebagai saraf sentral. Dari sentral itu akan keluar syaraf tepi. Dari encephalon akan kelua 12 pasang nervi cranialis, sedangkan dari medulla spinalis akan keluar 10 pasang saraf spinalis. Nantinya akar syaraf-staraf ini akan menuju ke alat-alat atau bagian-bagian tubuh.

L. Organ Sensori (Alat Indera)
Indra pada burung yang berkembang dengan baik adalah indra penglihatannya yaitu mata. Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hidup dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang, sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada siang hari pada retinanya banyak mengandung sel kerucut.
Indra perasa terdapat kucup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indera ini memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan itu dibantu oleh receptor tekanan pada paruh dan lidah. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam. Getaran dari luar akan meresonansi membra tympani yang selanjutnya akan diteruskan oleh columella auris yang terletak dalam rongga telinga tengah. Rogga ini dihubungkan oleh ductus eusthachius ke pharynx. Dari columella aurisgetaran diteruskan ke cochlea (rumah siput) melalui jendela jorong. Dari rumah siput ini getaran diteruskan ke otak untuk diartikan. Cochlea Aves relatif lebih pendek bila dibandingkan dengan cochlea Reptil.

M. Glandulae Endocrin
Kelenjar endocrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau hypophysa sebagai the master of gland, terletak didasar otak pada ujung infundibulum. Glandulae thyroidea yang terletak dibawah vena jugularis dekat asal cabang arteri subclavica dan arteri carotis. Glandulae pancreaticus mengandung pulau-pulau Langerhan menghasilkan hormone insulin. Glandulae sub renalis atau glandulae andrenalis terletak pada permukaan ventral ren, glandulae sexualis mengahsilkan hormon sex yang mempengaruhi tanda kelamin sekunder terutama pada warna bulu.

N. Perilaku
Pada setiap burung memiliki perilaku-perilaku khusus yang dapat dipergunakan untuk keperluannya masing-masing. Misalnya untuk menarik perhatian betina ketika saat akan kawin. Pada burung elang ketika akan berbiak, perilaku display di udara mulai dilakukan. Perilaku seperti soaring berpasangan, kejar-kejaran (betina terjun diagonal di ikuti oleh jantan mengejar dari belakang), dan presentasi talon berpasangan, tercatat selama pengamatan pada sepasang elang Filipina pada awal juli 1999.

Gambar 19. Perilaku Burung Elang

Pola perkembangan juvenil ditunjukkan pada tabel di bawah ini (Kennedy, 1985):
Age when the head is held up 7-10 days
Stood momentarily 25-27 days
First wing flapping 32 days
First pin feathers appear in scapulars 37 days
Walking 45 days
First eating by itself 54 days
First time off nest 118-151 days
Fledged (departed nest tree) 130-164 days
Started to wander from nest area 246-288 days
First observed kill 304 days
Last seen in parent’s home range 640 days

Rentang umur elang Filipina di alam liarnya tidak diketahui. Namun dari hasil pengamatan terhadap elang Filipina yang dikandangkan, memiliki umur hingga 41 tahun. Tetapi karena keadaan di alam liar lebih tidak terkontrol dibandingkan dengan keadaan di kandang, diperkirakan umur elang ini di alam liar lebih pendek daripada elang Filipina yang dikandangkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

modifikasi batang

Modifikasi Batang Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Salah satu fungsi batang adalah sebagai tempat penimbunan cadangan makanan, dengan fungsi ini, pada bagian batang tertentu akan mengalami perubahan bentuk sehingga bentuknya berbeda di banding bentuk batang pada umumnya. Batang yang bentuknya berubah ini disebut batang yang telah mengalami modifikasi. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Macam-macam modifikasi batang tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a. Stolon / Geragih Geragih atau stolon merupakan modifikasi batang yang biasanya dikembangkan oleh tumbuhan terna. Stolon, sebagaimana rizoma, dapat menjadi alat perbanyakan vegetatif, terutama bila tumbuh akar di sekitar buku tanaman muda. Stolon adalah batang horizontal yang menjalar di atas atau dalam tanah maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar. Setelah beberapa waktu tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya lalu membengkok ke atas membentuk individu baru. Stolon dapat dijumpai misalnya pada arbei (stroberi), rumput grinting Cynodon dactylon, teki, pegagan, dan eceng gondok (Eichornia crassipes). Gambar 5. Stolon b. Rimpang (Rhizoma) Rimpang adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang di samping merupakan alat perkembangbiakan juga merupakan tempat penimbunan zat makanan cadangan. Bahwasannya rhizoma adalah penjelmaan batang dan bukan akar, dapat dilihat dari tanda-tanda berikut: - Beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersifat demikian. - Berdau, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik. - Mempunyai kuncup-kuncup. - Tumbuhnya tidak kepusat bumi atau air, malahan kadang-kadang lalu keatas, muncul di atas tanah. (a) (b) Gambar 4. Rimpang c. Umbi Batang (tuber) Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah, membesar, dan mengandung banyak pati disebut sebagai tuber, biasanya dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae dan Asteraceae. Gambar 6. Tuber d. Umbi lapis (bulb) Menurut Campbell (2003:297) Umbi lapis adalah tunas vertical dibawah tanah yang terutama terdiri atas pangkal daun yang membengkak yang menyimpan makanan. Hal ini dapat dilihat dengan mengiris satu suing bawang secara membujur, anda dapat melihat banyak lapisan daun yang termodifikasi bertautan dengan batang yang pedek. Gambar 7. Umbi lapis (bulb) e. Umbi kormus (corm) Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan jaringan batang. Helaian daun berbentuk sisik menutupi seluruh permukaan kormus. Gambar 8. Umbi kormus (corm) f. Filokladia dan Kladodia Filokladia dan kladodia adalah batang atau cabang yang mengambil alih fungsi daunnya karena daunnya mengalami reduksi yang lanjut atau berubah menjadi duri. Folikladia mempunyai pertumbuhan terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia platyclada), sedangkan kladodia mempunyai pertumbuhan tidak terbatas sehingga masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya pada sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris) (Isirep Sumardi; 1992:160). (a) (b) Gambar 9. (a) Kladodia; (b) Filokladia g. Emergen Selain daun dan tunas aksilar, pada batang terdapat pula struktur yang berupa tonjolan yang disebut emergen. Emergen bukan merupakan cabang, daun atau akar adventitis, bukan pula merupakan bentuk modifikasinya, melainkan suatu struktur yang terbentuk dari sel-sel turunan jaringan yang terdapat di bawah epidermis. Jaringan ini disebut dengan jaringan subepidermis. Emergen biasanya relatif mudah lepas dan meninggalkan bekas. Pada beberapa tumbuhan, emergen sifatnya persisten (kekal) dan pada batang yang telah tua sifatnya berubah menjadi struktur yang relatif padat. Emergen pada batang sering dihubungkan dengan kebutuhan akan organ untuk memanjat atau sebagai alat pertahanan. Gambar 10. Emergen h. Sulur Batang dan Sulur Cabang Sulur batang atau cabang tumbuh dari ketiak daun, biasanya disangga sisa-sisa daun atau bunga, misalnya pada hampir seluruh suku Cucurbitaceae, Passifloraceae, dan air mata pengantin (Antigonon leptopus) (Isirep Sumardi; 1992:160). Gambar 11. Sulur Batang i. Duri Batang atau Duri Cabang Duri batang atau duri cabang berasal dari modifikasi cabang, terletak di ketiak daun dan sering masih menyangga daun-daun atau bahkan bunga-bunga yang rudimenter, misalnya pada Bougenvillea (Isirep Sumardi; 1992:160). Gambar 12. Duri Batang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments