LAporan Praktikum FISWAN "DARAH"
Nama : Yuni Solihah
NIM : 208 203 995
Kelompok : V (Lima)
Tanggal Praktikum : 4 & 8 Desember 2010
DARAH
A. Tujuan
• Mempelajari metode untuk menghitung jumlah sel darah merah (SDM) dan sel darah putih (SDP).
• Mempelajari metode untuk mengukur kadar Hb darah dengan menggunakan metode sahli.
• Mengetahui dan memahami system peredaran darah katak sehingga dapat dibedakan antara pembuluh darah arteri, vena dan kapiler berdasarkan kecepatan aliran darahnya.
• Memahami bentuk dan struktur sel darah. Membandingkan bentuk dan struktur sel darah katak dan manusia.
B. Hasil Pengamatan
1) Sel Darah Merah
Untuk perhitungan sel darah merah (wanita) yang kita amati, kita mengambil lima kotak besar hemasitometer dan hasilnya:
Kotak Besar Jumlah sel darah merah per kotak besar
1 248
2 256
3 274
4 261
5 231
Jumlah 1.270
Jumlah SDM = ne x p x 50
= 1.270 x 0,5 x 50
= 31.750 mm3
2) Sel Darah Putih
Untuk perhitungan sel darah putih (wanita) yang kita amati, kita mengambil empat kotak besar hemasitometer dan hasilnya:
Kotak Besar Jumlah sel darah putih per kotak besar
1 3
2 8
3 10
4 15
Jumlah 36
Jumlah SDM = nI x p x 2
= 36 x 0,5 x 2
= 36 mm3
3) Aliran Darah
4) Struktur Sel Darah
Pembeda Manusia Katak
Gambar 1.
Bentuk Bentuk bulat Bentuk oval
Warna Warna orange kemerahan Kuning transparan
Ada tidaknya inti Tidak berinti Tidak ada inti
Berkelompok / tidak Berkelompok Tidak berkelompok
5) Mengukur Kadar Hb Darah
No. Nama Kadar Hb (%) Jumlah tetesan aquadest Keterangan
1 Septian 13 % 6 tetes Dibawah normal
2 Tia 13 % 7 tetes Normal
3 Nurlatifah 11,7 % 4 tetes Dibawah normal
4 Nurhamidah 11 % 2 tetes Dibawah normal
5 Yulianti 10,6 % 2 tetes Dibawah normal
6 Suryi 12,6 % 8 tetes Normal
Keterangan:
Nilai normal hemoglobin pada orang dewasa:
Laki-laki : 14-18 gram/dl
Perempuan : 12-16 gram/dl
Gambar 2. Proses Mengukur Hb Darah
C. Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani Haima yang berarti darah.
(http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31)
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai seluruh jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dan sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
(http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31)
Larutan hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja. Komposisi dari larutan Hayem adalah terdiri dari 5 gr Na-sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr HgCl2 dan 100 ml aquadest.
(http://www.wikipedia.sistemperedarandarah/2010/03/17)
Larutan Turk adalah larutan yang sejenis dengan larutan Hayem, hanya saja fungsi dan komposisinya yang berbeda. Larutan ini digunakan untuk pengencer darah pada saat penghitungan sel darah putih. komposisi larutan turk terdiri dari larutan gentian violet 1% dalam 1 mL air, asam asetat glacial 1 mL, dan 100 mL aquadest. (http://www.wikipedia.sistemperedarandarah/2010/03/17)
Berdasarkan hasil praktikum, sel darah merah seorang wanita yang kami amati berjumlah 31.750 /mm3, sedangkan sel darah putih berjumlah 36 /mm3. Hasil praktikum ini sangat berbeda dengan jumah sel darah merah dan sel darah putih berdasarkan litarur yang ada. Berdasarkan literatur, harga normal sel darah merah adalah: - Laki-laki dewasa : 4.3 juta – 5.9 juta/mL
- Wanita dewasa : 3.9 juta – 4.8 juta/mL
Pada kadar yang normal, jumlah rata-rata sel darah merah/mm pada laki-laki 5.200.000., sedangkan pada wanita 4.700.000. sedangkan untuk harga normal sel darah putih adalah ± 4 x 109/dl/anm. Sel darah putih pada laki-laki 4.7 – 10.3 x 109/L, sedangkan pada wanita 4.3 – 11.3 x 109/L.
(http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31)
Variasi jumlah sel darah putih dipengaruhi oleh:
a) Jumlah yang masuk peredaan darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dindin sinusoid, tingkat maturasi sel.
b) Jumlah yang keluar dari peredaran darah
c) Distribusinya.
d) Kombinasi 1 s/d 3. (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31)
Di dalam alat transportasi terdapat pembuluh darah arteri, vena dan kapiler. Perbedaan ketiganya berdasarakan kecepatan dan arah aliran darah adalah sebagai berikut:
(1) Arteri
Arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.
(2) Vena
Vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_balik/diakses 05 Mei 2009)
(3) Pembuluh kapiler
Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_nadi)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kedua jenis sel darah dari katak dan manusia dapat diketahui bahwa jenis sel darah yang ditemukan adalah sel darah merah (eritrosit). Struktur sel darah merah keduanya memiliki perbedaan satu sama lainnya. Dengan deskripsi sebagai berikut:
1) Sel darah merah manusia
• berbentuk bikonkaf
• tidak memiliki inti
• dibagian cekung (konkaf) tampak gelap dan dibagian cembung tampak terang
• berukuran lebih kecil dari sel darah katak
2) Sel darah katak
• berbentuk lonjong (bikonfeks)
• ukuranya lebih besar dari pada sel darah manusia
• memiliki inti yang terletak di bagian tengah, dikarenakan oksigen yang dibutuhkan oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru, melainkan juga dari oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka.
Dari hasil yang didapatkan pada saat pengamatan timbul adanya perbedaan antara gambar sel darah merah yang didapatkan pada saat pengamatan dengan gambar dari sel darah merah yang didapatkan dari literatur. Banyak hal yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut karena pada dasarnya kesalahan sistematis sering menyertai pada saat pengamatan berlangsung, selian itu ketelitian dan kemampuan penglihatan (visualisasi) dari praktikan sendiri juga sangat dipertimbangkan dalam melakukan pengamatan khususnya pengamatan pada sel darah manusia, dan katak.
Untuk nilai Hb berdasarkan hasil percobaan, nilainya berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Kadar Hb berdasarkan percobaan berturut-turut adalah sebagai berikut: Septian 13 %, Tia 13%, Nurlatifah 11,7 %, Nurhamidah 11 %, Yulianti 10,6 %, dan Suryi 12,6 %. Perbedaan kadar Hb ini disebabkan oleh berbagai faktor, bisa karena aktifitas, nutrisi, dll. Kadar Hb berdasarkan hasil percobaan terdapat perbedaan dengan kadar Hb normal. Kadar Hb normal laki-laki 14-18 gram/dl, dan perempuan : 12-16 gram/dl
(http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26)
Perbedaan kadar Hb pada percobaan dengan kadar Hb normal, ini menunjukan bahwa kadar Hb pada orang yang di uji kadar Hb-nya ada yang normal dan ada yang tidak normal. Kadar Hb dibawah normal menunjukan semakin kecil Hb maka kualitas darah semakin tidak baik karena darah tersebut menjadi memiliki kemampuan sedikit untuk mengikat oksigen. Akibatnya seseorang yang memiliki kadar Hb dibawah normal biasanya sering lemas, dan pusing.
Fungsi dari Hb adalah berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah yang bikonkaf (kayak donat buntu, lihat gambar), jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kekurangan zat besi bisa bikin anemia (http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-lebih-dekat-yuk.html).
Perbedaan bentuk dan struktur sel darah merah serta kandungan hemoglobin di
dalamnya didasarkan pada :
• Adaptasi mereka terhadap lingkungannya
• Kemampuan dari masing-masing sel darah merah untuk bergerak di dalam pembuluh darah
• Kebutuhan akan zat-zat makanan dan oksigen per massa tubuh mereka
• Kondisi lingkungan (habitat mereka)
• Faktor genetik (dalam keadaan tidak normal bentuk dan struktur sel dapat berubah) (Wulangi, Kartolo S, 1993)
Pada saat praktikum ada beberapa larutan yang dipakai dalam proses percobaan/praktikum diantaranya adalah larutan Na-sitrat, Urethan, HCl 0,1 N, NaCl 0,8%, dan NaCl 0,6%. Larutan tersebut memiliki fungsinya masing-masing dalam keberlangsungan praktikum “darah” ini. Fungsi dari larutan tersebut yaitu:
1. Na-sitrat, untuk membantu memperlambat proses koagulasi darah dalam percobaan.
2. Urethan, unutk membius kecebong atau ikan kecil yang akan di lihat aliran darahnya.
3. HCl 0,1 N, untuk memberikan pH asam pada percobaan atau praktikum.
4. NaCl 0,8%, cairan garam fisiologis yang berfungsi untuk membunuh kuman penyakit sehingga darah manusia yang akan diperiksa terbebas dari kuman yang akan menghambat proses penelitian.
5. NaCl 0,6%, cairan garam fisiologis yang berfungsi untuk membunuh kuman penyakit sehingga darah katak yang akan diperiksa terbebas dari kuman yang akan menghambat proses penelitian.
D. Daftar Pustaka
• Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan : Biologi FMIPA-ITB
• http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31
• http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html
• http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-lebih-dekat-yuk.html
• http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_balik/diakses 05 Mei 2009
• http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_nadi
• http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26
• http://www.bishops.k12.nf.ca/wells/verts/Amphibia.htm
HIPERTENSI
Dalam masyarakat kita dewasa ini, banyak sekali penyakit-penyakit kronis yang menimpa segala lapisan masyarakat, salah satunya yang menimbulkan komplikasi yang tidak sedikit adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sudah banyak penderita yang mengalami darah tinggi dan diantara mereka terbagi berbagi macam sikap dalam menghadapinya. Sebagian ada yang menangapi dengan sambil lalu dan tidak sedikit yang mencari pertolongan dengan segera. Faktor pendidikan tidak sedikit andilnya dalam menentukan sikap para penderita mengenai penyakit yang mereka derita. Karena itu mendapatkan informasi yang menyeluruh mengenai penyakit yang mereka derita adalah salah satu langkah penting dalam mengelola penyakitnya.
A. Pengertian Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (http://fharmacy.blogspot.com/2009/10/pengertian-hipertensi.html)
Pada literatur yang lain, Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995). (http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/)
B. Diagnosis
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas, sehingga klasifikasi Hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tsb disebut sebagai normal-tinggi. (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).
(http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25)
C. Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, dan pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi)
D. Penyebab Hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal: stenosis arteri renalis, pielonefritis, glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal), dan terapi penyinaran yang mengenai ginjal.
2. Kelainan Hormonal: hiperaldosteronisme, sindroma cushing, dan feokromositoma
3. Obat-obatan: pil KB, kortikosteroid, siklosporin, eritropoietin, kokain, penyalahgunaan alkohol, dan kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya: koartasio aorta, preeklamsi pada kehamilan, porfiria intermiten akut, dan keracunan timbal akut.
(http://www.ningharmanto.com/2010/08/hipertensi-darah-tinggi/)
E. Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko Hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.
(http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25)
Upaya-upaya ini tidak hanya ditujukan untuk orang sehat, tapi juga kelompok risiko tinggi maupun pasien hipertensi itu sendiri,”.
Caranya yakni :
• Pertahankan berat badan ideal. Atur pola makan, antara lain tidak mengonsumsi makanan tinggi garam dan tinggi lemak, serta perbanyak konsumsi buah dan sayur.
• Olahraga teratur. Sedapat mungkin atasi stres dan emosi.
• Hentikan kebiasaan merokok.
• Hindari minuman beralkohol.
• Periksa tekanan darah secara berkala. Dan lakukan pengecekan ulang minimal setiap 2 tahun untuk kelompok nomotensi dan setiap tahun untuk kelompok pre- hipertensi, yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-90 mmHg; dan
• Bila diperlukan konsumsi obat-obatan penurunan tekanan darah serta makan secara teratur.
(http://www.harianberita.com/cara-mencegah-hipertensi.html)
F. Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
a) Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.
b) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
c) Ciptakan keadaan rileks.
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
d) Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
e) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
• Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
• Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
• Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
• Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
• Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
• Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah: Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah: sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
• Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
(http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25)
G. Daftar Pustaka
• http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/
• http://fharmacy.blogspot.com/2009/10/pengertian-hipertensi.html
• http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25
• http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi
• http://www.ningharmanto.com/2010/08/hipertensi-darah-tinggi/
• http://www.harianberita.com/cara-mencegah-hipertensi.html